Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 23 Februari 2021 | 16:10 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memberikan keterangan kepada jurnalis saat tiba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/11/2020). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta]

SuaraBogor.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengaku, untuk pengendalian banjir pihaknya tidak bisa melakukannya sendiri.

Surat dari Wali Kota Bogor, Bima Arya juga kata Riza sudah diterima pihaknya. Surat tersebut kata Riza merupakan persoalan penanganan banjir Jakarta.

Untuk menangani banjir dia mengaku perlu ada bantuan dan kerja sama khususnya dari daerah penyangga.

"Untuk pengendalian banjir, itu tidak bisa sendiri, tidak hanya Jakarta, Bogor, bahkan Depok, Tangerang, bahkan sampai Cianjur itu kita kerja sama," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (23/2/2021).

Baca Juga: Rumah Kebanjiran, Emak-emak Pilih Salat Tahajud di Atas Kasur

Dalam penanganan banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya, kata Riza, sudah tertuang dalam Peraturan Presiden Joko Widodo nomor 60. Selanjutnya, ia berharap melalui Satuan Tugas (Satgas) yang melaksanakan Perpres itu, banjir di ibu kota dan wilayah penyangganya bisa diatasi.

"Ke depan, satgas yang dibentuk ini, di bawah kementerian Pak Sofyan Djalil, juga bisa efektif bekerja dan sudah memiliki anggaran yang cukup dalam rangka membantu pengendalian banjir di seluruh wilayah Jabodetabekpunjur," jelasnya.

Ia sendiri mengaku masih menunggu arahan dan tindakan selanjutnya dari Pemerintah Pusat. Politisi Gerindra ini akan berkoordinasi dengan daerah lain sesuai dengan arahan dari Pemerintah Pusat.

"Kami yakin pemerintah pusat memberikan kontribusi yang besar dengan berbagai program dan upayanya termasuk anggarannya untuk pengendalian banjir di sekitar Jakarta," pungkasnya.

Sering dituduh menjadi salah satu daerah penyebab banjir di Jakarta, Wali Kota Bogor Bima Arya langsung mengirim surat kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca Juga: Bak Pasar Kaget, Potret Warga Sekampung Ramai-ramai Jemur Kasur Usai Banjir

Menurut Bima Arya, dari ekspedisi Ciliwung yang dilakukannya mulai dari Kota Bogor sampai ke Pintu Air Manggarai di Jakarta, pada Rabu dan Kamis, 10-11 November 2020 lalu, dirinya telah berkirim surat kepada Anies Baswedan. Namun belum juga ada tanggapan.

"Dalam surat tersebut, kami menyampaikan hasil ekspedisi Ciliwung, yang mengusulkan penanganan DAS Ciliwung tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tapi harus bersama-sama secara komprehensif dan terintegrasi," katanya. dilancir dari Antara.

Persoalan banjir di Jakarta, kata dia, tidak bisa diselesaikan sepihak dan dalam waktu singkat, tapi harus bersama dari hulu sampai hilir, dan membutuhkan proses yang tidak sebentar.

"Penanganan persoalan banjir di Jakarta tidak bisa parsial dan temporer saat musim hujan saja," katanya.

Bima Arya menyebut, wilayah hulu yakni Bogor sering menjadi tertuduh penyebab banjir di Jakarta, padahal banyak faktor yang menjadi penyebab banjir di ibukota negara.

"Aliran air dari hulu memang menjadi salah satu penyebab banjir di Jakarta, tapi jika tinggi muka air di Bendung Katulampa Siaga 1. Pada Sabtu (20/1) kemarin, tinggi muka air di Bendung Katulampa hanya Siaga 3," kata Bima Arya di Kota Bogor.

Menurut Bima Arya, sebagian lokasi di Jakarta sudah tergenang banjir. Itu artinya volume air di Jakarta sudah tinggi.

Bicara hulu, kata dia, bukan sekadar bicara kiriman air dari Bogor, tapi juga bicara kondisi daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung dari hulu menuju ke hilir di Jakarta.

"Penyebab banjir di Jakarta, di antaranya juga dipengaruhi oleh kondisi DAS Ciliwung ke Jakarta, yang banyak dibangun rumah liar, banyak sampah dan limbah, dan terjadi pendangkalan," katanya.

Load More