SuaraBogor.id - Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun kembali membuat perhatian publik, pada kesempatan kali ini Cak Nun menyebut banyaknya bendera Partai Politik (Parpol) menyebabkan bendera Indonesia terlihat hilang.
Tak hanya itu, Cak Nun juga turut menyindir pimpinan Parpol dari PDIP yakni Megawati Soekarnoputri yang lebih mementingkan kelompok dibandingkan Indonesia.
Disitat Hops.id -jaringan Suara.com, dari video lawas berjudul ‘Cak Nun: Megawati Tak Pernah Sekolah’ di saluran Youtube Ach Sin, pada mulanya Cak Nun bicara mengenai fenomena kenegaraan di Indonesia. Dia melihat, banyak pejabat atau elit partai yang lebih mementingkan kelompoknya, ketimbang masyarakat umum.
Padahal, dalam konsep bernegara, mereka yang memiliki jabatan mestinya lebih banyak bicara mengenai bangsa dan kemaslahatan orang banyak.
“Bendera (partai) jangan terlalu banyak-banyak, sampai bendera Indonesia dihilangkan. Sekarang saya tanya, kalau kalian orang PKB, tanya sama PKB, lebih penting mana PKB atau Republik Indonesia? Kalau yang lebih penting PKB, salah atau benar? Salah kan?” ujar Cak Nun, dikutip Jumat 28 Mei 2021.
“Sekarang parpol mana yang lebih mementingkan Indonesia dibanding parpol-nya?” sambungnya.
Lebih jauh, Cak Nun menambahkan, fenomena serupa juga terjadi di tubuh PDIP. Kendati menjabat sebagai presiden, namun Jokowi hanya diposisikan sebagai petugas partai atau anak buah Megawati. Sehingga, secara tak langsung, mantan Gubernur DKI itu tak memiliki kekuasaan penuh.
Kenyataan tersebut seakan membuktikan, kepentingan partai masih berada di atas segalanya. Namun, menariknya, sosok yang dikenal berani mengkritik pemerintah tersebut tak mau menyalahkan keadaan. Lantas, mengapa demikian?
“Sampai hari ini, Megawati mengatakan Jokowi tetap petugas partai. Jadi (menurutnya) Indonesia itu bagian dari PDIP, bukan PDIP bagian dari Indonesia. Salah atau benar? Salah. Tapi jangan salahkan Mega, karena dia enggak ngerti,” tegasnya.
Baca Juga: Cak Nun Sebut Megawati Tak Punya Ilmu: Dia Itu Nggak Sekolah!
Cak Nun sebut Megawati tak pernah sekolah
Lebih jauh, Cak Nun sebenarnya tak heran seandainya Megawati lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya ketimbang masyarakat luas. Mengingat, kata dia, petinggi PDIP tersebut hampir tak pernah bersentuhan langsung dengan mereka. Sejak kanak-kanak, hidupnya sudah enak dan serba berkecukupan.
Selain faktor sosial, Cak Nun melihat, Megawati kurang terampil dalam pemahaman akademis. Bahkan, menurutnya, bekal keilmuwan wanita 74 tahun tersebut terkesan minim, bahkan cenderung kurang.
“Dia enggak punya ilmu buat memahami itu, dia enggak sekolah, dia enggak pernah menjadi manusia biasa seperti Anda. Bergaul di kampung-kampung enggak pernah. Sejak kecil beliau itu anak presiden di istana.”
“Anda jangan menuntut Mega untuk mengerti itu, orang dia enggak ngerti kok. Jangan dipaksa-paksa. Sementara Jokowi juga enggak ngerti. Makanya kalau milih presiden hati-hati,” kata Cak Nun.
Berita Terkait
-
Gempar Bambang Pacul Dicopot Megawati: Sederet Kontroversi hingga Harta Fantastis 'Komandan Korea'
-
Pencopotan Bambang Pacul Imbas Kemuakan Megawati? Saya Tak Butuh Kader Hanya Pandai Retorika!
-
'Banteng Dibersihkan': Pacul Tumbang, 'Raja Daerah' Mana Target Mega Selanjutnya?
-
Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
-
Megawati Minta Presiden Prabowo Berantas Buzzer, Warisan Kerusakan Demokrasi 10 Tahun Jokowi?
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
Terkini
-
Gebrakan dari Hambalang, Sinyal Keras Perang Terbuka Lawan Mafia Tambang
-
Babak Baru Kasus Fitnah Jusuf Kalla: Divonis 1,5 Tahun, Silfester Matutina Lawan Balik Lewat PK
-
Goodbye JPO Paledang! Akses Dekat Stasiun Bogor Ini Resmi Ditutup dan Segera Rata dengan Tanah
-
Adityawarman Adil Rayakan HUT ke-80 RI dengan Gelorakan Semangat Kemerdekaan
-
Sapu Bersih Bangunan Liar di Citeureup, Satpol PP Bogor Klaim Pendekatan Humanis Berhasil