Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 28 September 2021 | 17:18 WIB
Ilustrasi ribuan ikan mati mendadak di Cianjur (dok,kanalkalimantan.com)

Seorang petani ikan lainnya, Duleh mengatakan, semua ikan yang mati terkadang tak bisa dijual. Jadi, harus diangkat dari kolam dan dibuang karena bisa menjadi busuk dan menimbulkan penyakit untuk ikan yang lain.

Baginya, resiko kematian ikan merupakan hal yang paling merugikan. Namun, kebanyakan para petani menyadari jika menanam ikan dekat daratan sangat berisiko tinggi.

“Mau bagaimana lagi, kita tak bisa melawan alam. Kita sudah menjaga sebaik mungkin dan kalau ada musibah seperti ini tak bisa berbuat banyak lagi,” ucap Duleh.

Sementara itu, Kepala UPTD Perairan Umum Cianjur, Budi Prayatna mengaku, belum bisa memastikan nilai kerugian termasuk jumlah petambak yang terdampak.

Baca Juga: Terungkap! Saksi Sebut Adam Beli Babi di Puncak Cianjur

“Masih didata di lapangan. Memang, sejak pertengahan September sudah ada laporan,” ungkap Budi.

Dirinya menjelaskan, perubahan cuaca menjadi penyebab kejadian ini. Ditambah, kondisi air yang surut dan adanya pendangkalan.

“Jarak antar keramba itu idealnya 50 meter, karena air yang surut sekarang jadi berdekatan,” jelas Budi.

Selain itu, Budi mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan para ketua kelompok petambak dan memberikan arahan.

“Tapi, sebenarnya mereka (petani) sudah pada tahu apa yang harus dilakukan, karena kondisi ini terjadi setiap tahun,” tutup Budi.

Baca Juga: Bentrok Tewaskan Satu Orang, Pemkab Cianjur Kumpulkan Seluruh Ormas dan OKP

Load More