SuaraBogor.id - Guru di Desa Girimukti, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur terpaksa harus menaiki untuk menyebrangi Sungai Ciujung untuk sampai ke Sekolahnya.
Hal itu dilakukan karena jembatan yang menghubungkan Desa Karyabakti Kecamatan Cidaun dan Desa Sukaluyu Kecamatan Cikadu yang sebelumnya berdiri kini sudah hancur diterjang banjir bandang.
Yani Suryani (35) Guru SMPN Kecamatan Cikadu, mengatakan, dirinya terpaksa harus menaiki rakit untuk menyebrangi Sungai Ciujung agar sampai sekolah ia mengajar.
"Iya harus gimana lagi, karena memang akses untuk menyebrangi Sungai Ciujung ini paling cepat, ada jalan lain untuk sampai ke sekolah, namun membutuhkan waktu selama tiga jam, ditambah jalan yang rusak juga terjal," kata dia saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (03/02/2022).
Dalam satu minggu, kata dia, dirinya hampir setiap hari harus menyebrangi sungai Ciujung memakai rakit sebanyak tiga kali.
"Karena saya menggunakan sepedah motor untuk satu kali menyebrangi Sungai dengan rakit, kita harus membayar sebesar Rp 5 ribu, sedangkan perorangan mencapai Rp 2 ribu," ucapnya.
Yani mengatakan, tidak hanya dirinya saja yang sering menggunakan rakit untuk menyebrangi Sungai, tapi ratusan warga dari empat Kecamatan pun selalu menggunakannya.
"Jembatan ini merupakan akses satu satunya bagi kami dan ratusan warga saat melakukan aktivitas sehari, seperti untuk menjual hasil bumi," ucapnya.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Cianjur, Pemrov Jabar dan pusat untuk segera membangun kembali jembatan tersebut, karena jembatan itu memang sangat dibutuhkan warga.
Baca Juga: Heboh Guru Futsal di Bogor Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Siswa Laki-Laki
"Kalau masih seperti ini, dan terjadi hujan deras lalu membuat arus Sungai naik, kami pun tidak dapat menyebranginya. Oleh karena kami mohon pemerintah untuk segera membangun jembatan tersebut," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Karyabakti Sunadi mengatakan, pihaknya sudah berupaya mengajukan perbaikan jembatan melalui DPRD untuk disampaikan Pemkab Cianjur, Pemprov Jabar dan Pusat.
"Pertama pada tahun 2006 lalu tetapi kekuatan nya hanya satu bulan hancur,terus terakhir dibangun pada tahun 2017 kemarin. Namun sama hancur lagi," katanya.
Sunadi menjelaskan, selain untuk warga jembatan tersebut juga merupakan akses yang sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha dibidang pertanian.
"Sangat perlu untuk perekonomian juga karena rata rata warga disini penghasil pertanian gula aren,buah pepaya california untuk dikirim ke luar Cianjur," ucapnya.
Kontributor : Fauzi Noviandi
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Danantara Pecat Immanuel Ebenezer dari Komisaris Pupuk Indonesia Usai Terjaring OTT KPK!
-
Starting XI Terbaik Liga Inggris Pekan Kedua: Minus Pemain Manchester United
-
Heboh DPR Joget di Tengah Isu Gaji Fantastis: Uya Kuya dan Eko Patrio Langsung Gercep Klarifikasi
-
PSSI Umumkan Penganti Ole Romeny, Berpeluang Debut di FIFA Matchday September
-
Miris! Nasib Mees Hilgers Setali Tiga Uang dengan Alexander Isak dan Ademola Lookman
Terkini
-
Dugaan Gratifikasi Rp 3 Miliar Guncang Bogor, Kades Cikuda Diperiksa Terkait Jual Beli Tanah
-
Siap-Siap! Tarif PBB Kota Bogor Naik Jadi 0,25%
-
Buruan! Link DANA Kaget Spesial Hari Ini, Dapatkan Saldo Gratis Tanpa Ribet
-
5 Fakta Drama Uang Rp50 Juta Milik Korban Pencurian di Kejari Bogor, Kok Bisa Nggak Ada?
-
Jejak Reserse Jenderal Suyudi: Eks Kapolres Bogor yang Kini Jadi Kepala BNN Pilihan Prabowo