Scroll untuk membaca artikel
Nur Afitria Cika Handayani
Kamis, 10 Maret 2022 | 08:25 WIB
Ilustrasi Al Quran, surat Al Hujurat ayat 12. (Pexels)

SuaraBogor.id - Surah Al Hujurat merupakan surat yang terdiri dari 18 ayat. Namun terdapat satu ayat yang menjadi kewajiban setiap muslim untuk menaatinya.

Pada pokoknya, surat ini menyebutkan agar orang beriman tidak mengolok-olok orang lain.

Berikut lafal dan terjemahan Surat Al Hujurat Ayat 12:

Y ayyuhallana manujtanib karam mina-anni inna ba'a-anni imuw wa l tajassas wa l yagtab ba'ukum ba', a yuibbu aadukum ay ya`kula lama akhhi maitan fa karihtumh, wattaqullh, innallha tawwbur ram

Baca Juga: Surat Al Hujurat Ayat 12: Larangan Ghibah dan Berprasangka Buruk

 “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.

Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Surah Al Hujurat Ayat 12).

Terdapat tafsir lain dari Tafsir Al Muyassar atau Kementerian Agama Saudi Arabia yakni:

“Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan rasulNya serta melaksanakan SyariatNya, jauhilah banyak prasangka buruk kepada orang-orang beriman, karena sesungguhnya sebagian dari dugaan tersebut adalah dosa.

Jangan mencari-cari aurat (aib) kaum Muslimin. Jangan pula sebagian dari kalian berbicara tentang sebagian yang lain di belakangnya dengan sesuatu yang dia benci.

Baca Juga: Surat Al Hujurat Ayat 10: Berisi Tentang Persaudaraan

Apakah seseorang di antara kalian mau makan daging saudaranya yang sudah mati? Kalian tidak menyukai itu, maka tinggalkanlah ghibah. Takutlah kalian kepada Allah dalam perintah dan laranganNya.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat hamba-hambaNYa yang beriman dan Maha Penyayang terhadap mereka.”

Tafsir lainnya yaknid ari Tafsir Markaz Tafsir Riyadh yang diawasi Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, seorang Imam Masjidil Haram:

“Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang disyariatkan! Hindarilah kebanyakan dari tuduhan tanpa ada sebab-sebab dan alasan yang tepat, karena sebagian dari prasangka itu dosa seperti berburuk sangka kepada orang yang secara lahir tampak baik.

Janganlah kalian mencari-cari aib orang-orang yang beriman. Janganlah salah seorang dari kalian menyebutkan tentang saudaranya dengan hal yang tidak disukainya, karena menyebutkannya dengan apa yang tidak disukainya itu seperti makan bangkai saudaranya. Sukakah salah seorang di antara kalian makan bangkai saudaranya sendiri?

Maka hindarilah menggunjingnya karena hal itu semisal makan bangkai saudara sendiri. Bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sesungguhnya Allah Maha Menerima tobat dari hamba-hamba-Nya yang bertobat kepada-Nya, Maha Penyayang kepada mereka.”

“Tafsir lain juga disampaikan oleh Tafsir Al Madinah Al Munawwarah atau Markaz Ta’dzhim Al Quran di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, profesor Fakultas Al Quran Universitas Islam Madinah:

Allah memperingatkan orang-orang beriman dari prasangka buruk terhadap sesama mukmin, jauhilah perbuatan itu, karena sebagian prasangka itu akan menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa.

Dan Allah melarang mereka untuk tidak mencari-cari aib dan keburukan sesama muslim; melarang mereka menyebutkan hal yang tidak dia sukai dari saudaranya seagama ketika dia tidak bersamanya (menggunjingnya), dan Allah memperingatkan dengan berfirman:

Hai kaum muslimin, apakah salah satu dari kalian suka memakan daging saudaranya seiman yang telah meninggal?! Sebagaimana kalian tidak menyukainya, maka demikianlah kalian seharusnya tidak menyukai ghibah atau menggunjingnya. Bertakwalah kepada Allah dengan mentaati perintah-Nya. Allah Maha Mengampuni dan Mengasihi hamba-hamba-Nya yang beriman.”

Tafsir lain terkait ayat tersebut juga disampaikan oleh Tafsir Al-Wajiz atau Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, Pakar Fiqih dan Tafsir Negeri Suriah:

“Wahai orang-orang mukmin jauhilah anggapan-anggapan yang terlalu banyak, yang mana itu adalah anggapan buruk kepada orang-orang yang berbuat baik.

Sesungguhnya sebagian dosa itu mengarahkan pada dosa yang pelakunya harus dihukum, yaitu anggapan buruk bagi orang-orang yang berbuat baik. Adapun orang yang berbuat keburukan dan kefasikan itu maka anggapan buruk itu diperbolehkan sebagai tanda sebagaimana yang tampak dari diri mereka.

Janganlah kalian mencari-cari aib dan aurat orang lain yang seharusnya tetap tertutupi. Janganlah menggunjing satu sama lain. Gunjingan yaitu saat kamu menyebut saudaramu dengan hal yang dibenci olehnya. Apa salah satu kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah menjadi bangkai.

Sesungguhnya menggunjing itu menyerupai memakan bangkai manusia. Ini adalah gambaran perbuatan menggunjing dengan gambaran paling buruk dalam watak dan akalnya. Memakan daging manusia itu adalah sesuatu haram yang sangat kotor, hal itu serupa dengan menggunjing. Keduanya itu buruk.

Bertakwalah kepada Allah dengan mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya. Sesungguhnya Allah Dzat yang menerima taubat dan Maha Menyayangi hamba-hambaNya yang bertaubat. Ibnu Juraij berkata:

“Mereka beranggapan bahwa ayat ini diturunkan untuk Salman Al-Farisi yang makan lalu tertidur pulas. Kemudian seorang laki-laki menyebutkan makannya dan tidurnya Salman, lalu turunlah ayat ini.”

Demikian lafal dan terjemahan Surah Al Hujurat Ayat 12. Berdasarkan terjemahan Surah Al Hujurat Ayat 12 di atas, dapat diketahui bahwa Allah SWT memerintahkan kepada umat muslim untuk menjauhi prasangka.

Prasangka itu sebagian besarnya adalah dosa. Umat muslim juga dilarang mencari-cari kesalahan orang lain. Umat muslim juga dilarang menggunjing orang lain.

Hal tersebut seperti suka memakan daging saudaranya yang sudah mati dan itu adalah hal yang menjijikkan.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

Load More