Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Kamis, 28 Juli 2022 | 19:40 WIB
Peti jenazah Kopda M atau Muslimin dibawa keluar usai diautopsi di RS Bhayangkara Semarang, Jawa Tengah, untuk dimakamkan di Kendal, Kamis (28/7/2022). [ANTARA/I.C. Senjaya]

SuaraBogor.id - Beberapa waktu lalu viral video yang menunjukkan kasus percobaan pembunuhan kepada seorang istri tentara di Semarang, Jawa Tengah.

Korban, Rina Wulandari ditembak oleh gerombolan penjahat. Aksi para penjahat ini pun terekam kamera CCTV. Suami dari korban, Kopda Muslimin ternyata menjadi otak kasus pembunuhan ini.

Percobaan pembunuhan Rini Wulandari sendiri berawal dari curhat sang suami kepada anggota komplotan pembunuh bayaran yang akhirnya disewa jasanya.

"Ketemu Bang Mus (Kopda Muslimin, red) di rumahnya. Cerita keadaan keluarga, tidak kuat dikekang istrinya," kata AS alias Gondrong, salah seorang tersangka penembakan di Mapolrestabes Semarang.

Baca Juga: Hasil Otopsi Jenazah Kopda Muslimin, Mati Lemas karena Keracunan

Dikatakan AS bahwa Kopda M kemudian meminta agar istrinya dibunuh.

AS mengaku sempat mengusulkan agar istri Kopda Muslimin diracun dengan bunga kecubung sebagai bentuk memberi pelajaran.

Kopda M kemudian mencarikan senjata api. Adapun upah yang diberikan Kopda Muslimin kepada mereka sebesar Rp120 juta.

"Dijanjikan Rp200 juta ditambah sebuah mobil kalau berhasil (membunuh korban)," katanya.

Keempat anggota kelompok pembunuh bayaran ini ditangkap pihak kepolisian di Semarang pada 18 Juli 2022.

Baca Juga: Siapa Kopda Muslimin? Ini Sepak Terjangnya Jadi Dalang Penembakan Istrinya Sendiri

Dari penyelidikan kepolisian, uang Rp120 juta yang digunakan Kopda M untuk menyewa pembunuh istri diduga berasal dari uang mertuanya.

Uang itu seharusnya digunakan untuk biaya pengobatan. "Jadi salah satu pegawai di rumah Kopda Muslimin ini ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya guna biaya rumah sakit," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol.Irwan Anwar mengutip dari Antara. 

Pegawai yang bertugas merawat burung peliharaan Kopda Muslimin tersebut, kata dia, mengaku diperintahkan untuk mengambil uang Rp120 juta dari ibu mertua Kopda Muslimin dengan alasan untuk biaya rumah sakit.

Kopda Muslimin, lanjut dia, kemudian memerintahkan lagi untuk meminta tambahan Rp90 juta dengan alasan biaya rumah sakit masih kurang.

"Ternyata Rp120 juta itu diberikan kepada para pelaku penembakan, sedangkan Rp90 juta digunakan untuk melarikan diri," katanya.

Kopda Muslimin Meninggal di Rumah Orang Tua

Kopda Muslimin sendiri pada Kamis 27 Juli 2022 ditemukan meninggal dunia di rumah orang tuanya di Kelurahan Trompo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Menurut Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol.Ahmad Luthfi, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada orang tuanya. karena telah melakukan perbuatan yang salah.

Sesaat kemudian, kata dia, Kopda Muslimin masuk ke dalam kamar dan muntah-muntah.

Menurut dia, ayah Kopda Muslimin bernama Mustaqim yang mengetahui pertama kali anaknya dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

"Akan diautopsi atas persetujuan orang tuanya," kata Ahmad Luthfi.

Untuk penyelidikan kematian Kopda Muslimin, lanjut Kapolda Jateng, bekas muntahan diamankan petugas Inafis untuk diteliti lebih lanjut.

Sementara itu, Komandan Polisi Militer Kodam IV/Diponegoro Kolonel Rinoso Budi usai pelaksanaan autopsi di RS Bhayangkara Semarang, Kamis (28/7/2022) mengatakan bahwa Kopda M meninggal karena mati lemas atau keracunan.

"Dari hasil pemeriksaan dalam tubuh diketahui mati lemas karena penyakit pada otak atau keracunan," katanya.

Load More