SuaraBogor.id - Sejumlah sopir elf jalur Terminal Pasirhayam ke Cianjur Selatan terpaksa berhenti beroprasi sementara, karena belum menerima penetapan tarif resmi dari Pemkab Cianjur.
Dera Putra (30) pengurus trayek Terminal Pasirhayam-Cijati, mengatakan hingga saat ini tarif elf untuk jurusan Terminal Pasirhayam-Cijati masih normal yaitu sebesar Rp 50 ribu.
"Meski harga solar sudah dinaikan pemerintah sejak beberapa hari lalu, tapi tarif belum dinaikkan, cuman kita meminta pengertiannya aja dari para penumpang," katanya.
Selain itu, kata dia, usai dinaikannya harga BBM oleh pemerintah pusat, sejumlah sopir jurusan Cijati lebih memilih untuk tidak beroperasi, karena belum ada kesepatakan tarif ditambah penumpang yang semakin sepi.
"Para supir lebih memilih untuk tidak beroperasi sementara semenjak BBM dinaikan, dan terkait tarif masih belum ada kesepakatan, bahkan dari Dishub pun belum ada," ucapnya.
Dirinya menyebutkan, elf jurusan Terminal Pasirhayam-Cijati tercatat ada sebanyak 33 unit yang beroperasi, namun semenjak pemerintah menaikkan harga BBM, kini yang beroperasi tinggal 10 unit.
"Iyakan saat ini solar naik, penumpang pun paling banyak hanya 5 orang, bahkan kadang kosong, jadi dari pada rugi, para sopir lebih memilih untuk tidak beroperasi sementara," katanya,
Hal serupa diungkapkan M. Darsono (37) sopir elf jurusan Leles mengatakan, ongkos jalur Terminal Pasirhayam-Leles masih normal yaitu seharga RP 70 ribu, karen masih menuggu keputusan resmi dari Dishub.
"Belum ada kenaikan, dan belum ada izin, kita masih menerapkan tarif biasa, namunkan tidak sebanding dengan kenaikan harga solar yang dinaikan pemerintah," katanya.
Baca Juga: Pedagang Ayam di Pasar Bantul Pusing Harga Ayam Ikut Naik Setelah Kenaikan Harga BBM
Ia menyebutkan, dalam setiap kali pemberangkatan untuk trayek Terminal Pasirhayam-Leles membutuhkan solar sebanyak 40 liter, atau senilai Rp 200 ribu.
Namun dengan kenaikan harga BBM kini biaya solar naik jadi Rp 250 ribu.
"Sekarang untuk satu kali pemberangkatan harus mengeluarkan uang solar senilai Rp 250 ribu, sedangkan penumpang paling banyak 5 lima orang bahkan kadang kadang kosong, jadi kita tidak membawa uang sepeser pun," jelasnya.
Selain itu dirinya mengatakan, sebelum kenaikan BBM ada sebanyak 28 kendaraan yang beroperasi setiap harinya.
Namun semenjak BBM naik kini hanya ada 8 hingga 10 unit kendaraan yang beroperasi.
"Sopir yang tetap berjalan masih ada, tapi sebagian banyak supir lebih memilih untuk tidak beroperasi, karena takut rugi dan tidak sebanding dengan pengeluaran," katanya.
Kontributor : Fauzi Noviandi
Berita Terkait
-
Pedagang Ayam di Pasar Bantul Pusing Harga Ayam Ikut Naik Setelah Kenaikan Harga BBM
-
Ramai-ramai Travel di Pekanbaru Naikkan Ongkos Seiring Kenaikan Harga BBM
-
Harga BBM Naik, Komika Sindir Pihak yang Sarankan Beralih ke Kendaraan Listrik
-
Demo Tolak Kenaikan BBM di DPRD Sumut, Teriak Massa: Mana Bantengnya, Belum Datang
-
Daftar Wilayah yang Alami Kenaikan Tarif Angkutan Umum Pasca Harga BBM Naik
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
- 5 Rekomendasi Mobil Tua Irit BBM, Ada yang Seharga Motor BeAT Bekas
Pilihan
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
Terkini
-
Kios Bara Terancam Tutup 2026! IPB: Kami Ikuti Arahan Pemkab, Tapi Mahasiswa...
-
130 Tahun Hadir, BRI Perluas Layanan Inklusif Lewat 1,2 Juta AgenBRILink
-
200 Pelajar Adu Skill Merakit Robot dan Coding di Mall Ekalokasari
-
4 Fakta Warga Miskin Gigit Jari Tak Dapat Bantuan Gara-gara KTP Dipakai Orang Kaya Hindari Pajak
-
BRI Dorong Difabel Berdaya Lewat Pelatihan dan Pemagangan