SuaraBogor.id - Baru-baru ini publik digemparkan dengan dugaan kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum guru agama di salah satu SD wilayah Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Ketua Bidang Hukum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Kemang, Fikri Muzaki mengatakan, pihaknya saat ini memberikan pendampingan hukum kepada korban kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum guru Agama di salah satu SD wilayah Kemang.
Bahkan, pihaknya saat ini tengah mendampingi dugaan kasus pencabulan oknum guru SD di wilayah Kemang.
Kader PMII ini berujar, bahwa pihaknya sudah membuat laporan polisi terkait kasus pencabulan oknum guru SD tersebut bulan lalu (Mei) 2023.
"Kami sudah membuat laporan dugaan kasus pencabulan yang dilakukan oknum guru SD kepada pihak kepolisian," ujarnya.
Nah kekinian, Sekretariat Jenderal (Setjen) MPR RI berkomitmen mendukung berbagai aksi dan program pencegahan kekerasan terhadap anak, baik yang terjadi di rumah, sekolah, maupun lingkungan pergaulan lainnya.
Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Administrasi Setjen MPR RI Siti Fauziah mengatakan bahwa kekerasan terhadap anak baik secara fisik dan mental tidak dapat dibiarkan sehingga segala bentuk kekerasan perlu dicegah sedini mungkin.
"Saya rasa apa pun alasannya, tindakan kekerasan pada anak baik fisik atau mental tidak bisa dibiarkan. Harus dilakukan pencegahan sedini mungkin," kata Siti Fauziah saat menghadiri forum komunikasi publik di Bogor, mengutip dari Antara.
Siti Fauziah menjelaskan bahwa generasi muda menyimpan potensi untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul sehingga mereka dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Akan tetapi, harapan itu akan sulit terwujud apabila banyak anak yang menjadi korban kekerasan.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Curug di Bogor, Suguhkan Panorama Alam Cocok untuk Liburan
Oleh karena itu, dia berharap seluruh pihak saling bahu-membahu mencegah segala bentuk kekerasan terhadap anak.
Dalam kesempatan yang sama, pejabat Setjen MPR RI itu juga mengingatkan para peserta forum untuk mewaspadai pesan-pesan negatif yang mungkin tersebar menjelang Pemilu 2024.
"Ini yang mesti diwaspadai dan kita sama-sama jaga. Dalam menghadapi Pemilu 2024, jangan sampai nanti ada aura-aura negatif yang akan memengaruhi masyarakat," kata dia.
Ia mengatakan bahwa orang tua di rumah dan para guru di sekolah juga harus ambil peran menjaga situasi tetap kondusif menjelang Pemilu 2024.
"Jangan sampai terjadi, suasana luar yang panas terbawa hingga lingkungan rumah maupun lingkungan pendidikan. Ini harus kita lakukan sebagai salah satu upaya mencegah kekerasan mental terhadap anak sebagai generasi penerus,” kata dia.
Dalam acara yang sama, pejabat Setjen MPR itu juga mengajak para peserta forum untuk berdoa agar Pemilu 2024 berjalan damai dan lancar.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
Terkini
-
Bupati Bogor Rombak Kabinet: 4 Fakta Penting di Balik 7 Kursi Panas yang Masih Kosong
-
Gebrakan Bupati Bogor di Bulan Agustus: 7 Pejabat Digeser, Tapi...
-
Gerbong Bergerak di Bogor: Bupati Rudy Susmanto Rombak Kabinet, 7 Pejabat Eselon II Digeser
-
Kado Ultah ke-40 Bupati Bogor: 25.000 Pohon Ditanam ASN
-
'Hujan Semen' Kembali Guyur Warga Citeureup, Ini Penjelasan Indocement dan Pemda Bogor