SuaraBogor.id - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bogor meminta kepada pemerintah agar tidak terburu-buru melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Terutama sebelum para guru diberikan vaksinasi Covid-19. Sebab, PGRI Kota Bogor menilai PTM rentan terjadi penularan Covid-19.
"Kami berharap sebelum pembelajaran tatap muka guru divaksin dulu. Jadi, jangan terburu-buru karena guru belum disiapkan, karena mereka rentan," kata Wakil Ketua PGRI Kota Bogor, Muhammad Usman Tonda, Rabu (9/12/2020).
Usman mengapresiasi Pemkot Bogor yang responsif menanggapi berbagai persoalan selama pembelajaran jarak jauh, seperti keterbatasan kuota internet, gawai, dan jaringan Wifi.
"Karena ini situasi first major. Kita dihadapkan pada persoalan yang tiba-tiba,” katanya dikutip dari AyoBogor—jaringan SuaraBogor.id, grup Suara.com—Kamis (10/12/2020).
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan, Kota Bogor telah ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai lokasi simulasi vaksinasi Covid-19.
Pemkot Bogor akan melakukan sejumlah skema dalam pelaksanaannya nanti secara bertahap dan mendahulukan kelompok prioritas dengan pertimbangan risiko kesehatan lebih tinggi.
"Jumlah penduduk Kota Bogor 1,1 juta jiwa, sasarannya orang yang produktif berusia 18-59 tahun atau ada 60 persen, karena keterbatasan dan perlu tahapan diprioritaskan 20 persen atau sekitar 130 ribu jiwa,” katanya.
Dari jumlah tersebut, kata Bima Arya, diprioritaskan tenaga kesehatan, tenaga pelayanan publik termasuk guru, TNI, Polri, dan yang lainnya.
Baca Juga: Mona Ratuliu Senang 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sudah Tiba di Indonesia
"Saat ini kita sedang menyusun daftarnya semua, kalau vaksin lancar bulan Januari kita siap. Kita siapkan 25 puskesmas untuk pelaksanaannya. Jadi saya juga banyak permintaan, jangan dulu dibuka sebelum divaksin," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, sepakat dengan usulan PGRI Kota Bogor.
Pihaknya berharap guru turut menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksin, seperti halnya tenaga kesehatan.
"Guru adalah juga pelayan publik yang sehari-hari berhadapan langsung kepada masyarakat, khususnya anak-anak. Oleh karena itu kesehatan mereka harus kita utamakan," ujarnya.
Namun Hetifah juga menegaskan, pemberian vaksin Covid-19 harus sesuai dengan keinginan para guru, sehingga guru yang tidak mau pun tidak diwajibkan menjadi prioritas dalam penerimaan vaksin.
"Jadi, jangan diwajibkan, karena itu hak asasi mereka untuk memilih. Namun jika mereka mau, mereka harus mendapat prioritas dengan biaya yang ditanggung pemerintah," katanya.
Berita Terkait
-
Keracunan Massal MBG, FSGI: Itu Kesalahan Badan Negara, Korban Berhak Tuntut Ganti Rugi
-
4 Kontroversi MBG Versi FSGI: Dari Makanan Mubazir hingga Ancaman Tunjangan Guru
-
Guru Besar IPB: Petani Dituntut Taat Kebijakan, Tapi Bantuan Benih dan Pupuk Masih Jauh dari Cukup
-
Diguyur BGN Rp100 Ribu Per hari jadi PIC MBG, P2G Sebut Simalakama buat Guru: Hati-hati!
-
Gaji Pencuci Tray MBG Jadi Sorotan, Netizen Bandingkan dengan Guru Honorer
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Puncak Membara! Warga Korban PHK Siap Gugat Presiden, Janji Menteri Hanif Faisol Cuma Angin Surga?
-
Mengapa Truk Box Itu Gagal Menanjak? Misteri Penyebab Rem Blong di Tanjakan Ciampea Renggut Nyawa
-
Bentrok Kepentingan Tanah Desa vs Utang BLBI, Mendes Yandri Desak Keputusan Berani Pemerintah
-
Membongkar Strategi CIMB Niaga Bogor: Bukan Hanya Pinjaman, Tapi Garansi Bisnis Berkelanjutan
-
Lelang Tanah 800 Hektare Akibat 'Dosa Masa Lalu': Dua Desa Kuno di Bogor Jadi Tumbal Skandal BLBI