SuaraBogor.id - Kehebohan akibat penemuan drone bawah laut yang diduga milik China berlanjut pada pekan ini setelah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan drone bawah laut yang ditemukan nelayan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, merupakan seaglider untuk riset bawah laut.
"Alat ini seaglider, banyak untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di bawah lautan," kata Yudo dalam jumpa pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) di Jakarta Utara, Senin (4/1/2021).
Alih-alih membuat publik tenang, penjelasan Laksamana Yudo justru memantik banyak pertanyaan baru. Misalnya, siapa pemilik glider tersebut? Berapa banyak peranti asing sejenis di lautan Indonesia? Data apa yang dikumpulkannya? Kepada siapa data-data tersebut dikirimkan?
Sebelum AL memberikan penjelasan, beberapa pengamat militer sudah mengemukakan dugaan bahwa drone bawah laut yang ditemukan di perairan Selayar tersebut tak lain adalah peranti mata-mata China, Sea Wing UVV.
AL memang belum memastikan bahwa glider itu milik militer atau institusi Tiongkok. Yudo, dalam jumpa pers di Jakarta, mengatakan belum ada petunjuk untuk mengungkap pemilik drone tersebut.
Rahasia segitiga Masalembu
Letkol Laut (KH) Dr. Gentio Harsono, dosen pada Universitas Pertahanan - dalam sebuah ulasannya di Antara - menjelaskan bahwa perairan Selayar dan Masalembo, tempat glider ditemukan, secara geografis sangat dekat dengan Selat Makassar.
Dalam ulasan bertajuk Darurat Glider Ilegal, Gentio juga menduga bahwa drone tersebut adalah milik Tiongkok. Dalam catatannya setidaknya sudah tiga kali glider serupa ditemukan di Indonesia: di Tanjung Pinang pada Maret 2019 dan di Masalembo - sebuah pulau antara Madura dan Kalimantan - Januari 2020.
Meski beberapa media menyebut bahwa penemuan drone yang mirip dengan di Selayar itu juga pernah terjadi di Kepulauan Riau sekitar Maret 2019.
Baca Juga: Mata-mata atau Bukan, Pemerintah Jangan Lama Ungkap Misteri Sea Glider
Gentio secara khusus menyoroti Selat Makassar, yang berdekatan dengan Pulau Selayar dan Masalembu tempat drone-drone itu ditemukan.
"Selat ini merupakan salah satu air laut kepulauan Indonesia yang banyak dilewati kapal-kapal berbagai negara. Dalam kajian oseanografi, selat ini juga menjadi lintasan utama transpor massa air Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia yang dikenal dengan Arus Lintas Indonesia," beber dia dalam ulasan yang ditayangkan 2 Januari kemarin.
Ia memberikan kiasan sebagai berikut:
Ini dapat dibayangkan ini sebuah sungai besar yang mengalirkan massa air antar samudera. Kira-kira di barat laut Makassar, terdapat punggung laut dikenal dengan nama Dewakang. Keberadaan punggung laut kedalaman 600-700 m ini menjadi penghalang pergerakan massa air berasal dari Samudera Pasifik yang menuju Laut Flores. Akibat gelombang pasang surut dalam kemudian mengintensifkan proses percampuran massa air di wilayah perairan ini.
Tempat ini juga berlangsung pertemuan massa air Samudera Pasifik yang berkarakter lebih asin dengan massa air Laut Jawa yang lebih tawar. Proses percampuran ini begitu dinamis dan menimbulkan pola percampuran yang komplek. Bahkan sejumlah peristiwa kecelakaan kapal yang pernah terjadi di Kawasan Segitiga Masalembu sering dikaitkan dengan teori ini.
Menurutnya proses rumit di selatan Selat Makassar itu merupakan sebuah rintangan alami bagi sistem navigasi kapal selam yang menggunakan sistem komunikasi gelombang akustik. Sistem komunikasi ini sangat sensitif dengan perubahan densitas air laut.
Berita Terkait
-
Trump Siaga! Dua Kapal Selam Dikerahkan ke Rusia Usai Medvedev Ancam Perang
-
'Kita Selesaikan Secara Jantan', Siapa Eks KSAL Slamet Soebijanto yang Ancam Duduki Senayan?
-
Hariff Defense Gandeng Produsen Kapal Selam Asal Perancis, RI Bisa Diuntungkan di Sektor Maritim?
-
Profil Eks KSAL Slamet Soebijanto, Keras Desak Gibran Dimakzulkan: Dia Nggak Masuk Kriteria!
-
Pengawasan Bawah Laut Nihil, TNI AL Curhat di DPR: Belum Punya Alat Deteksi Kapal Selam Asing
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
Pilihan
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
Terkini
-
Mengenal Apa Itu Huawei Garansi Resmi Indonesia
-
Polres Bogor Gelar Pangan Murah 5 Hari, Beras 5 Kg Cuma Rp55 Ribu, Ada Sayuran Gratis Pula!
-
Penanganan Bencana Lebih Cepat, Pemkab Bogor Kini Bisa Langsung Normalisasi Sungai
-
Jadwal SIM Keliling Bogor Hari Ini: Lokasi di Kota dan Kabupaten, Syarat dan Biaya Terbaru
-
Fakta Baru Terungkap: Bayi yang Dibuang di Bojonggede Ditemukan Tewas, Polisi Buru Pelaku