SuaraBogor.id - Indonesia hanya memasukkan kelompok usia produktif 18 hingga 59 tahun yang manjadi kelompok priotitas penerima vaksin Covid-19.
Hal tersebut berbeda dengan aturan negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris yang menyertakan kelompok lanjut usia atau lansia sebagai proritas penerima vaksin.
Melalui media sosialnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI),Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp. PD-KHOM coba menganalisis keputusan tersebut.
Kata Zubairi, aturan itu dilakukan untuk mengurangi penularan lebih cepat, sehingga pandemi Covd-19 bisa dikendalikan.
Baca Juga: 1,2 Juta Vaksin Sinovac Sudah Dikirim ke Seluruh Indonesia, Ini Daftarnya
Apalagi, lanjutnya, usia produktif kerap menjadi agen penularan karena memiliki tingkat mobilitas yang tinggi seperti keluar rumah, tertular virus lalu membawanya ke rumah di mana ada lansia dan kelompok rentan lainnya.
Padahal kelompok rentan ini bisa mengalami infeksi yang lebih parah saat tertular Covid-19, bahkan berisiko kematian lebih tinggi dibanding usia produktif yang punya sistem kekebalan tubuh lebih baik.
"Saya rasa, apa yang dilakukan Indonesia juga ada baiknya. Asumsinya, orang dewasa usia kerja itu kan pastinya lebih muda, lebih aktif dan punya mobilitas tinggi. Sehingga, strategi tersebut diharapkan mengurangi penularan lebih cepat ketimbang vaksinasi lansia lebih dulu," ujar Prof. Zubairi melalui cuitan twitternya dikutip Suara.com, Selasa (5/1/2021).
Selain itu, kata Prof. Zubairi belum adanya data tentang vaksin Sinovac aman digunakan untuk lansia diperkirakan jadi alasan. Mengingat vaksin Sinovac saat ini yang sudah tersedia di Indonesia dan siap disuntikkan.
Sedangkan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung dilakukan untuk kategori usia 18 hingga 59 tahun. Adapun vaksin Sinovac yang diuji pada lansia dilakukan negara lain, bukan Indonesia.
Baca Juga: Di Kampus Brawijaya, Jokowi Cerita soal Tahun 2020 hingga Vaksin Corona
"Jawabannya saya kira sederhana. Apa? Ya karena kita belum memiliki cukup data tentang kemanjuran vaksin Sinovac pada lansia. uji klinis III di Bandung itu kan melibatkan orang berusia 18 hingga 59 tahun. Data untuk lansia masih kita tunggu laporan interim dari negara lain," tuturnya.
Keadaan ini berbanding terbalik dengan Amerika dan Inggris yang lebih dulu menggunakan vaksin buatan perusahaan farmasi Amerika dan Jerman, yakni vaksin Pfizer BioNTech yang disebut-sebut aman untuk segala usia, termasuk lansia.
"Sementara itu strategi di Inggris dan Amerika sudah jelas. Mereka memakai Pfizer BioNTech yang memang berkhasiat pada semua usia. Termasuk untuk lansia dan anak-anak. Kita lihat saja bagaimana efeknya nanti pada tiap negara, dengan strategi masing-masing," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Salaman dengan Penyerang Keturunan Brasil Rp782 Miliar Jelang Ronde 4
- Berakhir Anti-klimaks, Lika-Liku Isu Jay Idzes Dibeli Inter Milan, Fiorentina Hingga Udinese
- 5 Mobil Bekas 7 Seater Mulai Rp49 Jutaan: Kabin Lega, Muat Seluruh Anggota Keluarga
- Hari Ini Jokowi Ultah ke-64, Poster Ucapan Selamat Ini Bikin Publik Syok: Innalillahi
- Dirumorkan ke Klub Liga 1, Rafael Struick Justru Balik ke Den Haag
Pilihan
-
4 Mobil MPV Bekas Terbaik untuk Keluarga, Murah dengan Kenyamanan Ekstra
-
Daftar 4 HP Murah Spek Dewa: Terbaik buat Gaming, Lancar Multitasking
-
Fantastis! Uang Belanja Man City Rp6 Triliun Lebih Besar dari Pendapatan 5 Negara Ini
-
Rekomendasi 6 Mobil Bekas Murah Rp30 Jutaan: Nyaman dan Tangguh, Hadirkan Nuansa Klasik
-
5 Mobil Keluarga Bekas Tahun Muda: Jadi Incaran, Harga Tetap Tinggi Jika Dijual Kembali
Terkini
-
Ini Strategi Ampuh Raih DANA Kaget Sekarang, Siap-Siap Panen Saldo Gratis
-
Rahasia Parfum Pria: Aroma yang Mencerminkan Kepribadianmu
-
Ratusan Motor Mengaspal! Bupati dan Wali Kota Bogor Pimpin Rolling Thunder Autovibes HJB 543
-
Cek 3 Link DANA Kaget Ratusan Ribu yang Aktif Sore Ini
-
Anti Monoton! 8 Trik Mengecat Rumah Abu-Abu Putih Agar Tampil Estetik