Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 12 Januari 2021 | 16:05 WIB
Petugas Bio Farma melakukan bongkar muat vaksin COVID-19 Sinovac setibanya di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (7/1/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]

Orang pertama yang akan menerima vaksin Covid-19 di Kota Bogor bukan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, melainkan wakilnya yakni Dedie A Rachim, pada Kamis 14 Januari 2021 nanti.

Eks pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu dijadwalkan pertama kali menerima vaksin Covid-19 di Kota Bogor, karena menggantikan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto yang tidak memenuhi kriteria penerima vaksin.

"Nanti pada tanggal 14 saya akan langsung menerima vaksin orang pertama di Kota Bogor, konteksnya yakni meyakinkan masyarakat bahwa vaksin ini aman," katanya.

Dedie berujar, dirinya akan mempersiapkan kondisi fisiknya saat ini untuk menerima vaksin Covid-19 jenis Sinovac yang akan mulai didistribusikan pada Kamis 14 Januari 2021.

Baca Juga: Begini Kesiapan Polres Karangasem dan TNI Kawal Vaksi Covid-19

"Menjaga stamina tubuh agar imunnya terjaga, dan yang kedua yakni tentu saya akan mencari dari berbagai sumber, bagaimana efek dan dampak setelah penyuntikan dan lain-lin," ujarnya.

"Kita normal aja ya, kita lihat contoh yang sudah dilaksanakan dari berbagai tempat, jadi insya Allah aman ya," sambungnya.

Menurunya, mulai hari ini Selasa (12/1/2021) dirinya akan menjalani screening sebelum menerima vaksin Covid-19 pada 14 Januari 2021 nanti.

"Mulai hari ini akan melakukan screening, dengan ketua DPRD dan juga unsur Forkopimda, tapi besok juga akan lakukan screening juga karena ada beberapa tahap," jelasnya.

Ia menjelaskan, Bima Arya tidak diperbolehkan menerima vaksin Covid-19 yang pertama, sebab pernah terkonfirmasi positif Covid-19 dan menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca Juga: Hasil Tes Swab Negatif, Nurdin Abdullah Siap Disuntik Vaksin Covid-19

"Tadi kan pak Bima bilang, dia itu tidak diperbolehkan menjalani vaksin yang pertama. Sebeb sudah terkonfirmasi Covid-19 sebelumnya, dan ada larangan juga dari Kemenkes," tukasnya.

Load More