SuaraBogor.id - Wacana merger Tokopedia - Gojek muncul pada awal 2021 dan jika terwujud kabarnya bisa melahirkan raksasa digital baru dengan nilai atau valuasi sekitar Rp 240 triliun.
Merger Tokopedia - Gojek ini akan membuat keduanya lebih kuat secara keuangan dan jaringan, tetapi juga punya dampak baik dan buruk ke para konsumen.
Perusahaan baru ini akan memiliki keberlangsungan usaha yang lebih baik untuk tetap memberikan layanan kepada penggunanya. Sedangkan salah satu dampak buruknya adalah penyebaran informasi milik pengguna yang nantinya bisa digunakan perusahaan dan mitra-mitranya.
Perusahaan akan bertahan tapi harga promosi akan berkurang
Menurut Stevanus Pangestu, dosen ekonomi di Universitas Katolik Atma Jaya, wacana merger kedua perusahaan ini akan berdampak baik bagi para konsumen.
“Jika terjadi merger maka akan mempercepat perkembangan ekonomi digital Indonesia. Merger antara Gojek dan Tokopedia dapat mewujudkan efisiensi bisnis melalui sumber daya yang dimiliki,” kata Stevanus.
Dua perusahaan ini dirintis sebagai startup atau perusahaan teknologi dari Tanah Air. Hal ini dapat mewujudkan keunggulan kompetitif dibanding kompetitor lain di bidang ekonomi digital khususnya yang berasal dari luar negeri.
Dalam bisnis layanan transportasi, Gojek mendapatkan perlawanan sengit dari aplikasi serupa dari Malaysia, Grab, dan saat ini keduanya menguasai segmen transportasi online dan jasa pengantaran makanan.
Gojek per Juni tahun lalu mempunyai 28 juta pengguna aktif sedangkan Grab memiliki 18 juta pengguna.
Baca Juga: Merger Tokopedia - Gojek Akan Untungkan Konsumen
Kedua perusahaan ini juga sempat berencana untuk merger, namun dikabarkan mandek karena negosiasi kepemilikan saham.
Sedangkan Tokopedia sedang menghadapi persaingan yang sengit dari aplikasi yang berasal dari Singapura, Shopee.
Tokopedia tahun lalu telah turun tahta. Perusahaan ini menjadi platform e-commerce terpopuler kedua setelah Shopee yang mampu menarik 93 juta pengguna pada triwulan kedua tahun lalu, sedangkan Tokopedia hanya punya 83 juta pengguna.
Beberapa tahun belakangan dan sampai sekarang pun (walau sudah berkurang intensitasnya) kedua aplikasi belanja online ini memberikan promosi berupa diskon atau penawaran menarik lainnya kepada penggunanya.
Fase “bakar uang” untuk promosi ini tentu tidak dapat berlangsung terus menerus karena akan membebani kemampuan perusahaan mencetak laba.
Beberapa perusahaan dompet digital, misalnya seperti Ovo dan Gopay yang dimiliki Gojek, sudah mengakui meninggalkan strategi promosi ini sejak awal 2020.
Berita Terkait
-
GoTo Hadirkan Bursa Kerja Mitra Gojek, Platform Digital Pembuka Peluang Karier Baru
-
GoTo Bikin Terobosan: Driver Juara Gojek Kini Dapat BPJS Gratis
-
Tutorial Membuat Grab dan Gojek Wrapped 2025, Tinggal Klik dan Langsung Bagikan
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Stop Bingung Liburan! Fitur Travel Pass Gojek Jadi Pemandu Wisata Andalmu di Akhir Tahun
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bukan Hanya Polisi, Sosok-sosok Ini Turut Amankan Malam Natal di Kabupaten Bogor
-
Kukuhkan Guru Besar ke-18, Prof Syaiful Soroti Solusi Macet dan Transportasi Cerdas
-
BRI Pastikan Transaksi Lancar Selama Nataru Lewat 1,2 Juta Agen BRILink dan BRImo
-
Ada Keripik Pisang di Tumpukan Ganja yang Dibakar Kejari Bogor, Ternyata Ini Isinya!
-
Penampakan Pemusnahan Barang Bukti di Kejari Bogor: Sabu Diblender, Sajam Dipotong Mesin