SuaraBogor.id - Politisi PSI Muannas Alaidid mendesak Pandji Pragiwaksono dilaporkan polisi. Sebab dia tuding Pandji Pragiwaksono sebar kebohongan.
Pandji Pragiwaksono pun dituding adu domba NU dan Muhammadiyah dengan membandingkannya dengan FPI, organisasi terlarang. Pandji Pragiwaksono menyatakan NU dan Muhammadiyah tidak dekat dengan rakyat.
Sementara FPI dekat dengan rakyat. Lebih parahnya Pandji Pragiwaksono mengutip omongan Sosiolog Tamrin Tomagola secara tidak benar.
"Pandji ini bahaya betul cara pemikirannya, bagi saya tidak bisa cukup minta maaf, tapi mesti proses hukum. Lebih parah, ini dibanding Ratna Sarumpaet dugaan sebarkan kebohongan kali ini manipulasi pendapat Tamrin T dengan adu domba 2 ormas Islam terbesar, hanya demi bela ormas yang saduh jelas dilarang," kata Muhannas dalam akun Twitternya yang dikutip, Minggu (24/1/2020).
Baca Juga: Adu NU-Muhammadiyah, Pandji Pragiwaksono Lebih Parah dari Ratna Sarumpaet
Klarifikasi Tamrin Tomagola
Sosiolog Tamrin Tomagola menegaskan tidak memuji FPI dalam konteks membandingkan FPI dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Namanya sempat terseret dalam kasus komika Pandji Pragiwaksono yang menyebut FPI lebih merakyat dibandingkan NU dan Muhammadiyah.
Pandji berdalih, pernyataan tersebut hanya mengutip pernyataan Tamrin yang pernah berbincang dengannya beberapa tahun lalu.
Klarifikasi Tamrin tersebut diungkap oleh intelektual NU Akhmad Sahal atau Gus Sahal. Ia mengunggah foto tangkapan layar percakapannya dengan Tamrin.
Baca Juga: Gus Sahal Ungkap Klarifikasi Tamrin Tomagola soal 'FPI Lebih Merakyat'
Gus Sahal sempat menanyakan tujuan Tamrin memberikan pernyataan bermaksud untuk memuji atau membela FPI yang peduli para rakyat kecil.
"Jadi Prof. Tamrin saat itu tidak bermaksud memuji atau membela FPI sebagai ormas yang peduli dengan rakyat kecil ya? Kalau Pandji kan kesannya memuji FPI," kata Gus Sahal seperti dikutip Suara.com, Sabtu (23/1/2021).
Tamrin membantah jika ia telah memuji FPI lebih baik dibandingkan ormas Islam lainnya. Ia mengaku hanya menyajikan fenomena sesuai realita.
"Tidak sama sekali, saya sekadar mengamati realita dan mengungkapnya secara bebas nilai atau penilaian," ungkap Tamrin.
Tamrin menjelaskan, konteks pembicaraan mengenai FPI, NU dan Muhammadiyah kala itu membahas tentang kondisi kehidupan kelompok miskin kota (miskot) di perkampungan kumuh miskin (kumis) Jakarta.
Menurutnya, NU dan Muhammadiyah kurang menyambangi dan mendampingi meringankan beban kehidupan ummat kelompok miskot di perkampungan kumis Jakarta.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- 9 Mobil Bekas Murah Sekelas Alphard Mulai Rp 60 Juta: Captain Seat Nyaman Selonjoran
- 5 Rekomendasi Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
Pilihan
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Jumbo Terbaru Juni 2025
-
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia saat Khutbah Jumat, Ini Profilnya
Terkini
-
Kejutan Idul Adha! 6 Link DANA Kaget Khusus Malam Ini Saja, Jangan Sampai Lewat
-
Mobile Legends Banjir Hadiah di Idul Adha, 12 Kode Redeem Aktif Hari Ini, Rebut Skin Langka!
-
Pajak Daerah Bogor Diperbarui: Disetujui dalam Paripurna, Dukung Pembangunan 5 Tahun Ke Depan
-
Bocoran DANA Kaget Cara Mudah Dapat Saldo Gratis & Tips Hindari Penipuan
-
Klaim 5 Saldo DANA Gratis untuk Warga Bogor, Hari Idul Adha 1446 H Auto Cuan