Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Senin, 15 Februari 2021 | 08:40 WIB
Warga melihat area persawahan yang tertimbun tanah longsor di Desa Karyamekar, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (14/2/2021). [ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah]

SuaraBogor.id - Puluhan warga Cilawu terancam kehilangan tempat tinggalnya akibat pergeseran tanah (Longsor). Saat ini mereka harus mengungsi akibat tanah longsor.

Informasi dari BPBD, ada sebanyak 24 kepala keluarga 76 jiwa yang terancam tempat tinggalnya akibat tanah longsor.

Peristiwa tanah longsor, terjadi di Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, Garut.

"Total terdampak dan terancam 24 kepala keluarga 76 jiwa," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Garut Tubagus Agus Sofyan di Garut, dikutip Suarabogor.id dari Ayobandung.com - media jaringan - Suara.com, Senin (15/2/2021).

Baca Juga: Korban Ketiga Longsor di Kebumen Berhasil Ditemukan, Ini Identitasnya

Rumah penduduk itu, kata dia, berada di dua kampung yakni Kampung Babakan Kawung dan Kampung Cipageur yang daerahnya berada di atas longsoran tanah, tebing setinggi 50 meter dan panjang longsoran sekitar 500 meter.

Dia menjelaskan, seluruh kepala keluarga itu menempati 21 rumah yang saat ini sebanyak dua rumah berjumlah tujuh jiwa sudah terdampak longsor dan 19 rumah dengan jumlah penghuni 53 jiwa terancam longsor.

"Kejadian tanah longsor di Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu itu terjadi tanggal 12 Februari 2021 pukul 20.00 WIB, penyebabnya karena hujan deras," katanya.

Tubagus menyampaikan, warga yang rumahnya terancam bahaya longsor itu sementara mengungsi di Madrasah Nurul Iman dan rumah saudaranya yang aman dari ancaman bencana.

Selain itu, lanjut dia, tim dari BPBD Garut bersama masyarakat rutin melakukan patroli siang dan malam untuk memantau terus pergerakan tanah di daerah itu.

Baca Juga: Puluhan Rumah di Cilawu Garut Terancam Longsor

"Antisipasi dari warga membentuk ronda malam khusus pemantauan aktivitas pergerakan tanah," katanya.

Seorang warga yang mengungsi Herlina (42) mengatakan, sebelum terjadi longsor sempat merasakan getaran, kemudian warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Herlina bersama anggota keluarga lainnya berhasil menyelamatkan diri dan bertahan di pengungsian, sedangkan barang berharganya masih di simpan di rumahnya.

"Barang punya saya belum dievakuasi, saya menyelamatkan diri sama keluarga saya saja, karena barang mau dibawa ke mana di sini juga sudah penuh," kata Herlina.

Load More