Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 26 Februari 2021 | 17:59 WIB
Dua orang gamers main bareng game Mobile Legend di Jakarta, Minggu (31/5). [Suara.com/Alfian Winanto]

Saat dikonfirmasi kepada pihak rumah sakit yang merawat korban, mereka tidak berkenan untuk mengungkap hasil diagnosa pasien karena bersifat rahasia.

Peristiwa memilukan ini dikomentari Ketua IDI cabang Kabupaten Purwakarta dr Susilo Atmojo.

Menurutnya seorang anak masuk kategori kecanduan bermain game jika si anak sudah berubah perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari, bersosial maupun aktivitas rutin yang harus dikerjakan, namun memilih bermain game.

Soal radiasi handphone yang ramai dibicarakan penyebab penyakit syaraf Raden, dr Susilo membantahnya.

Baca Juga: Pria Misterius Bercelurit Todong Bocah yang Asik Mabar Game Online

Menurutnya radiasi handphone tidak ada hubungannya dengan penyakit syaraf. Dia menegaska jika anak kecanduan bermain game akan berbahaya pada psikologis anak.

"Pada tahun 2018 WHO pernah menyampaikan tentang adiksi terhadap game atau gaming addiction, apa pengaruhnya kepada anak-anak terutama yaitu dari sisi psikologis," ujarnya saat ditemui ketika memantau pelaksanaan vaksinasi di Gedong Sigrong Purwakarta, Jumat (26/02/2021).

Susilo juga menyebutkan akan bahaya terutama pada anak-anak kecanduan bermain game.

"Yang pertama kalau secara fisik, kalau main game anak itu kurang gerak itu bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan dari otot maupun tulang anak tersebut, tapi yang lebih besar itu adalah psikologis ya dia akan mengalami disorientasi, bagaimana pembelajaran dia sehingga akan berpengaruh terhadap masa depan anak tersebut," jelasnya.

Baca Juga: PNS Pemkab Aceh Barat Akan Disanksi Jika Bermain Game Online

Load More