SuaraBogor.id - Hendak Bantu pria diduga ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mendapatkan tamparan keras sebanyak dua kali. Mantan Bupati Purwakarta itu pun menjadi perhatian netizen.
Aksi Dedi Mulyadi ditampar ODGJ itu terlihat dalam video unggahan lewat instagramnya berdurasi hampir 3 menit. Saat itu dia mendatangi pria berperawakan tinggi dan berambut gondrong yang dipanggilnya Mang Iwan.
Mang Iwan lalu seolah menghindar. Pria tersebut bergegas pergi kembali ke rumah seolah mendadakan penolakan kedatangan Dedi Mulyadi.
Tak patah arang, Dedi Mulyadi tetap menyusul Iwan sampai masuk ke dalam rumahnya sembari memanggil nama terus menerus.
Baca Juga: Detik-detik Dedi Mulyadi Ditampar ODGJ, Responsnya Jadi Sorotan
Saat di rumah, Iwan terlihat duduk di atas kasurnya. Dedi Mulyadi menyusul dengan membawa sejumlah makanan untuknya.
"Ieu dahareun jang di dieu, ieu kopi tah (Ini makanan buat di sini, ini kopi --Red)," tutur Dedi seperti dikutip Suarabogor.id dari Suara.com Sabtu (27/2/2021).
Kemudian Dedi Mulyadi mengutarakan maksud kedatangannya yakni ingin membawa si Usup, anak Iwan, untuk masuk ke pesantren.
Penjelasan Dedi Mulyadi ditimpali oleh Iwan dengan nada tinggi sembari mengatakan kalau berbicara jangan keras-keras.
Tak disangka, insiden penamparan terjadi. Tangan Iwan melayang ke muka Dedi Mulyadi sampai membuatnya sedikit tersungkur ke belakang.
Baca Juga: Niat Hati Bantu Orang, Viral Anggota DPR RI Dedi Mulyadi Ditampar Dua Kali
Sesaat kemudian, penamparan terjadi tetapi tangan Iwan kali ini terlihat mengenai tangan Dedi Mulyadi.
Meski begitu, sejauh ini belum diketahui apa yang menyebabkan Iwan tampak seperti emosi dan tidak setuju dengan ide eks Bupati Purwakarta itu.
Hingga artikel ini ditulis, video Dedi Mulyadi ditampar ODGJ tersebut telah ratusan ribu kali ditayangkan. Selain itu, cukup banyak pula komentar telah dilayangkan.
Beberapa warganet mengagumi kesabaran Dedi Mulyadi saat menghadapi pria yang dipanggilnya Mang Iwan itu.
"Sabar tingkat dewa. Belajar sama Pak Dedi Mulyadi," komentar B16_zaka.
"Duh sabar pisan Pak Dedi Mulyadi. Hebat Pak, salut," balas Nanang_baziko.
Beberapa warganet lalu memberi saran agar Iwan dibawa saja ke Rumah Sakit untuk diberi penanganan lebih lanjut.
"Mending dibawa ke RSJ Pak," harap Yuliarkarmila89.
"Bawa saja Kang Dedi itu Kang Iwan. Sudah gak bisa ditolelir. Panggil petugas RSJ terdekat," timpal Fajar_teguh_rahardjo.
Untuk menonton videonya, klik di sini.
Berita Terkait
-
Gibran Minta Jangan Ada Kriminalisasi Guru, Netizen Soroti Kemampuan Pidatonya
-
Anies Foto di Depan Stand Komik, Netizen Hubungkan dengan Jokowi: Memasak?
-
Cocok Dijodohkan dengan Ayu Ting Ting, Segini Harta Kekayaan Dedi Mulyadi
-
Video Rekaman Kecelakaan Tol Cipularang, Netizen Soroti Muatan dan Jalur Truk
-
Sadbor Bebas dari Penjara hingga Bikin Konten Baru, Netizen Berkomentar Nyinyir
Terpopuler
- Siapa Intan Srinita? TikToker yang Sebut Roy Suryo Dalang di Balik Fufufafa Diduga Pegawai TV
- Andre Taulany Diduga Sindir Raffi Ahmad, Peran Ayu Ting Ting Jadi Omongan Netizen
- Beda Kekayaan Ahmad Dhani vs Mulan Jameela di LHKPN: Kebanting 10 Kali Lipat
- Kembali di-PHP Belanda, Pemain Keturunan Rp695 Miliar Pertimbangkan Bela Timnas Indonesia?
- Dear Shin Tae-yong! Kevin Diks Lebih Senang Dimainkan sebagai Pemain...
Pilihan
-
Kronologi BNI "Nyangkut" Rp374 Miliar karena Beri Utang ke Sritex
-
Misteri Gigi 4 Truk Pemicu Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang KM 92
-
Nyaris Tiada Harapan: Potensi Hilangnya Kehangatan dalam Interaksi Sosial Gen Z
-
3 Hari Jelang Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siap-siap Harga Tiket Pesawat Naik Ibu-Bapak!
-
Gelombang PHK Sritex Akan Terus Berlanjut Hingga 2025
Terkini
-
Skenario Terburuk Disimulasikan, Pemkab Bogor Siap Hadapi Ancaman Gempa
-
Truk Berhenti di Bahu Jalan, Motor Tabrak dari Belakang, Balita Tewas
-
Puluhan Rumah di Jonggol Bogor Hancur Seketika Dihantam Hujan dan Angin Kencang
-
Pemkab Bogor Siapkan UMKM untuk Layani Jutaan Porsi Makan Bergizi Gratis
-
Kecelakaan Lalu Lintas di Puncak, Tukang Cilok dan Sate Ikut Jadi Korban