SuaraBogor.id - Anak ikan hiu yang ditemukan Abdullah Fero, nelayan asal Desa Papela, Kecamatan Rote Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) heboh karena berwajah mirip manusia. Bahkan keunikan dan keanehan bentuk bayi hiu ini menyedot perhatian dunia internasional.
Agar tidak terjadinya kesimpangsiuran tentang rupa bayi ikan hiu tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT) telah menghubungi dan mengirim dokumen bayi hiu itu ke dosen dan peneliti ikan, Ichthyologist Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Charles P.H. Simanjuntak untuk diteliti.
"Setelah membaca dan memperhatikan hasil pengumpulan informasi oleh petugas RKW Rote, bahwa spesies janin hiu adalah Carcharinus melanopterus atau blacktip reef shark. Spesies ini termasuk kategori rentan dalam daftar merah IUCN," kata Kepala BBKSDA NTT Timbul Batubara, sebagaimana dilansir Batamnews.co.id (jaringan Suara.com), Minggu (28/2/2021).
Menurutnya, bayi hiu yang diawetkan nelayan itu masih dalam kondisi janin atau fetus, berasal dari dalam tubuh induknya Bagian lubang atau bulatan adalah organ mata, namun posisinya belum berada pada bagian lateral (sisi tubuh) melainkan ventral (depan).
Baca Juga: Bikin Geger, BBKSDA Sebut Bayi Hiu Mirip Wajah Manusia Akibat Cacat Bawaan
"Informasi ini sekaligus mematahkan dugaan bahwa kedua lubang adalah hidung. Mata yang tidak bermigrasi saat pembentukan embrio, yaitu berada pada bagian ventral, mengindikasikan adanya cacat bawaan atau congenital abnormalities, atau the birth deformity. Penyebabnya ada beberapa faktor baik karena genetik maupun lingkungan," ujar Timbul Batubara.
Dia mengingatkan nelayan, bahwa walaupun hiu belum termasuk dilindungi menurut peraturan Menteri LHK Nomor 106 tahun 2018, namun keberadaannya penting di perairan laut.
Posisi hiu dalam rantai makanan adalah sebagai top predator berfungsi untuk mengendalikan jenis-jenis ikan yang dimangsanya.
Penurunan populasi hiu dikhawatirkan akan meningkatkan jenis ikan seperti kakap, tuna, dan kerapu yang walaupun menggiurkan dari sisi ekonomi, namun destruktif bagi ekosistem lautan yakni habisnya spesies-spesies di level bawah piramida makanan.
"Saya mengimbau kepada masyarakat untuk membatasi konsumsi sirip hiu dan kepada nelayan untuk menghentikan eksploitasi ikan hiu, supaya sumber daya perairan dapat terus dimanfaatkan secara lestari," imbuh dia.
Baca Juga: Heboh Bayi Hiu Berwajah Mirip Manusia, BBKSDA Beberkan Faktanya
Berita Terkait
-
Meriah! Gebyar Nusantara 2024 IPB University, Pesta Budaya dan Semangat Lestarikan Warisan Leluhur
-
Tim Dosen Paramedik IPB Beri Pengobatan Cacingan dan Vitamin pada Hewan Ternak di Kelurahan Mulyaharja
-
Sirip Berdarah di Laut Aru, Mafia Perdagangan Hiu dari Indonesia ke Hong Kong
-
Latar Belakang Pendidikan Suswono, Santer Diisukan Bakal Jadi Wakil RK di Pilgub Jakarta
-
Tim KKN-T IPB Gelar UMKM Level Up untuk Digitalisasi, Sertifikasi, dan Branding
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Tim Kesehatan Hingga Ambulans Disiagakan Pemkab Bogor Jelang Pilkada
-
Atang-Annida Kerahkan 3.978 saksi Untuk Kawal Pilkada
-
Presiden Prabowo Bakal Mencoblos di TPS 08 Desa Bojongkoneng Bogor
-
Pemkab Bogor dan Bawaslu Copot APK Selama Masa Tenang
-
Mortir Sisa Perang Dunia ke II Ditemukan di Kali Ciluar Sukaraja Bogor