SuaraBogor.id - Seorang wanita sedang hamil 7 bulan terjaring razia Satpol PP Kota Tasikmalaya. Wanita asal Tasikmalaya itu rela jadi PSK atau pekerja seks komersil demi uang.
Wanita Tasikmalaya jadi PSK terjaring Satpol PP sedang mangkal di Jalan Mayor Utara, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya pada Senin (1/3/2021) dini hari.
Dia diamankan Satpol PP bersama satu temannya yang juga sebagai PSK.
Kepada petugas dia mengaku nekat menjajakan diri meski dalam kondisi hamil tua, lantaran terdesak kebutuhan ekonomi.
"Saya sudah 6 bulan menjadi PSK karena terpaksa," ujar TL saat diperiksa petugas Satpol PP, dikutip dari Ayobandung.com -media jaringan- Suara.com, Selasa (2/3/2021).
Usai dicerai suami 6 bulan lalu, perempuan 21 tahun tersebut harus menghidupi 2 anaknya yang masih kecil seorang diri. Terlebih untuk biaya lahiran anak ke-3 nya yang masih dalam kandungan.
"Penghasilan semalam tidak menentu. Kadang dapat Rp100.000, kadang Rp150.000," ucapnya.
Ia menuturkan, ihwal dirinya terjun di dunia prostitusi bermula dari ajakan temannya yang juga bekersa sebagai PSK.
Sejak berpisah dengan suami dan desakan kondisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia pun memberanikan diri menjajakan diri ikut mangkal bersama temannya.
Baca Juga: Insentif RT RW Naik Jadi Rp 500 Ribu
"Diajak teman bekerja seperti ini," tuturnya.
Sekadar diketahui, TL bersama temannya terjaring razia pekat Satpol PP Kota Tasikmalaya di Jalan Mayor Utarya Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
"Kami amankan 2 PSK di Jalan Mayor Utarya saat razia pekat. Salah seorang di antaranya sedang hamil 7 bulan," ujar Kasie Pengendalian dan Operasi Satpol PP Kota Tasikmalaya Sandi A Sugih, Senin (1/3/2021).
Menurutnya, dalam operasi pekat dan patroli rutin yang dilakukan pihaknya kerap mendapati pekerja seks komersil (PSK) yang mangkal di jalan. Bahkan beberapa di antaranya pernah diamankan.
"Rata-rata yang terjaring razia itu yang pernah diamankan sebelumnya. Mereka balik lagi ke jalan menjajakkan diri," ucapnya.
Sugih menuturkan, alasan mereka kembali ke jalan rata-rata alasan faktor ekonomi. Terlebih kondisi perekonomian saat ini terdampak oleh pandemi Covid-19.
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Di Balik Jeruji Besi, Eks Karyawan Ashanty Akhirnya Akui Gelapkan Uang Perusahaan
-
Dijebloskan ke Penjara oleh Ashanty, Eks Karyawan Titip Pesan Penting dari Balik Jeruji Besi
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Eks Karyawan Ashanty Resmi Ditahan Sebagai Tersangka Penggelapan dan Pemalsuan Data
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Rudy Susmanto: ASN Pemkab Bogor Terlibat Narkoba Tak Akan Dilindungi, Tes Urine Massal Menanti
-
5 Fakta Bentrok Diduga Ormas di Pasar Parung Bogor: Petugas Dikeroyok, Senjata Tajam Beredar
-
Hanya Gara-gara Parkir? Pasar Parung Mencekam: Oknum Ormas Ngamuk, Polres Bogor Turun Tangan
-
Hanya Karena Parkir Gratis? Ormas Diduga Keroyok Petugas Pasar Parung, CCTV Merekam Aksi Brutal
-
Gagal 'Swasembada' Ganja untuk Konsumsi Pribadi, Warga Cigudeg Ditangkap Bersama 7 Pohon Harapan