Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 05 Maret 2021 | 11:22 WIB
Bupati Bogor Ade Yasin (Antara)

Kali ini dalam sambutan Rakernas HIPMI di Istana Bogor, Jumat (5/3/2021), Jokowi menjelaskan maksud dari pernyataannya yang sempat membuat polemik ini.

Pernyataannya punya makna yang jelas yakni mengajak masyarakat mencintai produk Indonesia.

Hal ini tentunya dapat meningkatkan kinerja industri, membuka lapangan kerja, dan pada akhirnya memperbaiki ekonomi nasional.

"Dan boleh saja kita ngomong tidak suka pada produk asing. Masa nggak boleh kita nggak suka, kan boleh saja tidak suka pada produk asing. Gitu aja rame. Ya saya ngomong benci produk asing, gitu aja rame," ujar Jokowi di Istana Bogor.

Baca Juga: Jokowi: Saya Benci Produk Asing, Gitu Aja Rame!

Namun, imbuh Jokowi, membangun loyalitas konsumen Indonesia terhadap produk lokal tidaklah instan.

Produk-produk yang dicintai konsumen, tentu harus kompetitif dari sisi kualitas dan harga.

Menurutnya, dengan kualitas yang baik, harga yang kompetitif, dan kemasan yang menarik, maka loyalitas terhadap produk dalam negeri bisa dibentuk.

"Kalau harganya kompetitif, tentu saja. Kalau kualitasnya baik, tentu saja. Ini dari sisi produsen harus terus memperbaiki kualitasnya. Memperbaiki packagingnya. Perbaiki desainnya dan bisa ikuti tren. Dan kita juga senang kalau dulu kita masih banyak impor serat rayon, impor biji plastik, sekarang sudah diproduksi di dalam negeri," ujar presiden.

Secara umum, Jokowi menambahkan, perbaikan ekonomi Indonesia dari sisi demand tidak boleh hanya menguntungkan produk asing alias impor.

Baca Juga: Jokowi Ajak Benci Produk Asing, HNW: Vaksin Saja Ambil dari Luar Negeri!

Konsumsi yang sudah mulai tumbuh saat ini, ujarnya, harus meningkatkan permintaan terhadap produk lokal. Efek domino pun diharapkan terjadi, terutama perluasan kesempatan kerja.

Load More