Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 17 Maret 2021 | 07:05 WIB
Ilustrasi game online [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraBogor.id - Ratusan anak belasan tahun gila akibat kecanduan game online. anak belasan tahun gila akibat kecanduan game online itu tersebar di berbagai daerah yang ada di Jawa Barat.

Saat ini, anak belasan tahun gila akibat kecanduan game online itu menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jawa Barat.

Direktur Utama RSJ Cisarua, Elly Marliyani mengatakan, pihaknya mencatat pada 2020 ada 98 anak belasan tahun gila akibat kecanduan game online.

Sedangkan, untuk 2021 pada Januari dan Februari sudah ada 14 orang yang menjalani rawat jalan. Mereka kecanduan atau adiksi terhadap internet, termasuk game di ponsel.

Baca Juga: Cegah Anak Masuk RSJ akibat Game Online, Pemkab Cianjur Lakukan Ini

"Usianya belasan tahun, akibat adiksi internet yang besarnya, kemudian di dalamnya ada adiksi games," ungkap Elly saat ditemui di RSJ Cisarua, Jalan Kolonel Masturi, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, dilansir dari Suarajabar.id -Grup Suara.com, Rabu (17/3/2021).

Sementara untuk tahun 2019, pihaknya belum memisahkan data pasien khusus adiksi akibat kecanduan games. Pihaknya hanya menangani pasien komorbid, yakni anak yang mengalami gangguan jiwa dengan adiksi game.

"Jadi 2019 itu belum ada data murni, gabungan itu sebulan ada 11-12 (pasien)," terang Elly.

Sub Spesialis Psikiater Anak dan Remaja RSJ Cisarua, Lina Budiyanti menambahkan, mayoritas orang tua membawa anak-anaknya untuk diberikan perawatan lantaran mudah tersulut emosi apabila dilarang menggunakan ponsel.

"Ketika dilarang langsung ekspresi emosinya sangat tinggi. Bisa melempar barang, bahkan bisa mengancam dengan senjata tajam kalau tidak dituruti permintaannya, seperti ponsel dan kuota," jelasnya.

Baca Juga: Mengerikan! Anak Ini Gila Akibat Kecanduan Game Online, Hingga Masuk RSJ

Lina membeberkan, faktor pandemi Covid-19 juga turut menyumbang kecanduan anak-anak terhadap gawai, sebab sejak setahun terakhir muncul kebijakan sekolah secara daring. Sehingga anak lebih banyak memegang ponsel.

"Sebagian yang datang ke kami, diperberat dengan kondisi ini (pandemi Covid-19). Jadi pandemi mereka tidak kemana-mana. Orang tua awalnya memberikan kelonggaran, karena berpikir kalau enggak main game, mau nagapin. Awalnya dari situ, tapi lama-lama pemakaian enggak terkendali, akhirnya jadi adiksi," beber Lina.

Load More