Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Senin, 05 April 2021 | 07:20 WIB
Munarman (kiri) dan Denny Siregar (kanan) | Istimewa

Husein al Hasny, seorang warga keturunan Arab yang tinggal di Condet Jakarta mengumpulkan beberapa personil FPI yang masih punya nyali. Hasny pangkatnya di FPI adalah Wakil Ketua Bidang Jihad. Dia juragan tanah dan punya beberapa ruko di Condet yang dia sewakan.

Perintah dari "atas" keluar, "Bikin kerusuhan.." Hasny kemudian menjadikan rumahnya sebagai tempat berkumpul. Mereka membangun rencana untuk menyerang saat sidang Rizieq di Pengadilan.

Sasaran utama aparat. Tapi sidang pertama, mereka takut karena ketatnya penjagaan. Mereka mundur. Akhirnya mereka kumpul lagi dan berencana membuat bom molotov. Seorang anggota menyarankan untuk mengundang Zulaimi Agus, yang dia kenal bisa membuat bom.

Zulaimi Agus warga Bekasi, bergabung di FPI baru tahun 2019. Dia bisa membuat bom jenis TATP atau triacetone triperoxide, hasil dari belajar di internet.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean: Negeri Kita Darurat Terorisme

Sesudah Zulaimi Agus bergabung, dia banyak mengajarkan cara membuat bom TATP yang punya daya ledak tinggi, tapi sangat tidak stabil. Kena panas atau benturan sedikit, bisa meledak. Pernah sekali percobaan, bom itu disimpan di freezer dan hampir meledak.

Untung cuma terbakar sedikit dan bisa disiram air. Bom jenis TATP ini pernah dipakai waktu teror bom di Alam Sutera tahun 2015.

Panggilan keren bom ini adalah Mother of Satan. Meski juragan tanah di condet, Husein Hasny ini pelit. Dia tidak mau membiayai operasi ini dengan uangnya sendiri.

Hasny punya majelis pengajian bernama Yasin Waratib. Anggota pengajian ditarik duit atas nama infaq. Hasil infaq inilah untuk membeli bahan baku bom. Supaya komunikasi lancar, kelompok Hasny kemudian membuat grup WA. Dan bom itu mereka samarkan dengan nama "takjil".

Zulaimi berhasil membuat 5 bom TATP. Bom2 itu dia masukkan dalam kaleng susu. Selain itu, disiapkan juga ratusan bom2 pipa.

Baca Juga: Munarman Buka Suara Dituduh Mau Ledakan Bom di Sidang Habib Rizieq

Bahkan Hasny membeli air keras 1 jerigen, yang dia bagi2 dalam kantung plastik untuk disiramkan ke polisi. Rencananya, "senjata2" itu akan dibagikan ke DPC dan DPW FPI di Jakarta, untuk memulai serangan bersama.

Kapan waktu penyerangan ? Disinilah hebatnya Munarman. Dia berhasil mengkondisikan sidang Rizieq Shihab supaya digelar offline.

Sidang offline akan menarik massa, terutama dari simpatisan FPI untuk berkumpul di luar ruang sidang. Dan saat itu terjadi, serangan akan dimulai.

Bom2 TATP itu akan dipakai untuk diledakkan di luar gedung sidang dengan sasaran utama polisi yang bertugas. Bom lainnya akan diledakkan di "toko2 China".

Ledakan2 besar di beberapa tempat itu diharapkan akan memicu para Lone Wolf untuk bergerak membuat kerusuhan dan menyerang aparat di jalan.

Persiapan untuk membuat kerusuhan besar seperti tahun 1998 dan waktu sidang Bawaslu Mei 2019 akan dimainkan. Api harus menyala besar, supaya chaos terjadi. Dan disaat itu terjadi, sudah ada "tim lain" yang akan memainkan agenda politiknya. Persiapan sudah matang.

Load More