SuaraBogor.id - Dewan Pendidikan (Wandik) Kota Bogor meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mempertimbangkan kembali, rencana pembelajaran tatap muka (PTM) yang akan mulai diujicobakan pada sekolah di Kota Hujan.
Ketua Dewan Pendidikan (Wandik) Kota Bogor Deddy D. Karyadi meminta kepada Pemkot Bogor agar tidak terlalu terburu-buru menggelar PTM.
Hal itu dikarenakan vaksinasi COVID-19 di Kota Bogor belum menyasar tenaga pendidik. Tak hanya tenaga pendidik, seluruh civitas akademik di setiap sekolah, juga mesti divaksin, demi meminimalisir potensi penyebaran COVID-19 di sekolah.
"Guru, pegawai hingga petugas yang bersiaga di sekolah harus divaksin COVID-19. Percuma juga guru divaksin tapi OB-nya, penjaga sekolah tidak divaksin, kan bisa jadi carrier. Jadi pokoknya semua yang terlibat di sekolah tervaksin dulu," katanya, dilansir dari Ayojakarta.com -jaringan Suara.com, Selasa (6/4/2021).
Dewan Pendidikan Kota Bogor juga merekomendasikan, agar peserta didik turut diberikan vaksin COVID-19. Dengan tujuan memberi ketenangan kepada orang tua murid di rumah.
“Nanti kalau sudah divaksin semua, baru dibuat model masuk sekolahnya seperti apa. Kan tidak mungkin juga pertama masuk sekolah kayak dulu lagi normal,” ujarnya.
Jika vaksinasi rampung dilakukan, baru Pemkot Bogor merumuskan mekanisme PTM di tengah pandemi. Seperti melakukan pembatasan jumlah siswa di setiap kelas, hingga hal teknis lainnya.
Setelah ditemukan dan disepakati model sistem PTM di sekolah, sambung Deddy, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor bisa melaksanakan uji coba atau simulasi PTM pada sekolah-sekolah di Kota Bogor.
“Kan sambil dilihat nanti perkembangannya seperti apa, ada evaluasi. Seperti yang dikeluarkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, dalam menyelenggarakan PTM maupun uji coba, harus ada tahapannya," tukasnya.
Baca Juga: Pemerintah Lambat, Baru 8,2 Persen Lansia Divaksinasi Covid-19
Berita Terkait
-
Utang PBB Auto Lunas! Dedi Mulyadi Minta Seluruh Daerah di Jabar Hapus Tunggakan Pajak Warga
-
Alasan Covid Dimentahkan, Pengacara Roy Suryo Sebut Jawaban Kejagung soal Eksekusi Silfester Absurd
-
Fix! Gaji PNS Dipastikan Tak Naik di 2026
-
Gaji Guru-Dosen Dianggarkan Rp 178,7 Triliun, Prabowo Jamin Honorer Dapat Tunjangan
-
Anggaran Pendidikan Meroket: Prabowo Guyur Rp178,7 Triliun untuk Gaji dan Tunjangan Guru-Dosen
Terpopuler
Pilihan
-
BCA Diakusisi Jadi BUMN? Isu BLBI Kembali Mengguncang Keluarga Hartono!
-
Di Bawah Atap Oranye : Jejak Pendidikan TK YRPU dari Zaman Kolonial di Lombok.
-
Dari Tarkam ke Timnas Indonesia U-17: Dimas Adi Anak Guru yang Cetak Gol Ciamik ke Gawang Uzbek
-
Rekomendasi HP Murah Xiaomi dengan RAM Besar dan Chipset Dewa Agustus 2025
-
Wonogiri Heboh Kasus Pembunuhan Lagi, Kini Wanita Paruh Baya Diduga Dihabisi Anak Kandung
Terkini
-
Gerbong Bergerak di Bogor: Bupati Rudy Susmanto Rombak Kabinet, 7 Pejabat Eselon II Digeser
-
Kado Ultah ke-40 Bupati Bogor: 25.000 Pohon Ditanam ASN
-
'Hujan Semen' Kembali Guyur Warga Citeureup, Ini Penjelasan Indocement dan Pemda Bogor
-
Lautan Merah Putih Sepanjang 600 Meter Guncang Bogor, 8.500 Warga Tumpah Ruah di Kirab Kebangsaan
-
Inovator Indonesia Sabet 42 Persen Penghargaan di Ajang Global Quarry Life Award 2025