SuaraBogor.id - Pendakwah Ustaz Yahya Waloni mengatakan, bahwa mayoritas masyarakat Indonesia dinilai mudah percaya.
Pernyataan dia pun dilontarkan dalam video berjudul 'Kafir di Dunia Bisa Senang-Senang, Padahal Calon Neraka | Yahya Waloni Terbaru | Termometer Islam' yang diunggah pada Rabu, 14 April 2021.
Dalam video tersebut, Yahya Waloni mencontohkan kepada dirinya sendiri yang baru mualaf kemudian langsung disebut ustaz.
Awalnya, Yahya Waloni menceritakan soal perubahannya dari orang 'kafir' menjadi orang Islam.
Katanya, wajah, watak, hingga posturnya tetap sama baik sebelum maupun sesudah masuk Islam.
Namun, jiwanya berubah sehingga lebih mudah mengerti hadis dan juga melafalkan ayat-ayat Alquran.
"Saya dari kafir masuk Islam. Wajah saya, watak saya, postur tubuh saya begini, nggak pernah berubah. Yang mana yang berubah? Di dalam jiwa saya," ujar Yahya Waloni disitat dari Terkini.id -jaringan Suara.com, Kamis (15/4/2021).
"Yang dulunya tidak mengerti hadis, yang dulunya sulit ayat-ayat Qur'an," lanjutnya.
Yahya Waloni lantas membandingkan orang muslim sejak lahir dengan mualaf sepertinya.
Baca Juga: Wahya Waloni Buktikan Warga +62 Mudah Percaya: Saya dari Kafir Dicap Ustadz
"Yang baca Alquran tadi, orang yang sudah biasa karena dia muslim, dia dari nenek moyang. Waktu setan mendengar di bawah pohon pisang sana, setan bilang begini 'ya kalau ini, nggak bahaya, biasa, sudah sering saya dengar.' Ah, begitu ini mik diserahkan kepada saya, lari itu setan di bawah pohon pisang itu," kata Yahya Waloni yang disambut tawa para jemaah.
"Ini, kata setan, ini yang paling saya takut. Kenapa? Karena ini bekas kawan saya dulu," lanjutnya disambut tawa keras dan tepuk tangan.
Yahya Waloni pun melanjutkan bahwa perubahan iman seseorang itu bukan terlihat dari luar.
"Jadi perubahannya bukan dari luar. Kata orang Arab 'Yastakhfuuna minannaasi walaa yastakhfuuna minallahi' (artinya) kau bersembunyi di hadapan manusia, kau tidak mampu bersembunyi di hadapan Allah," tuturnya.
Lebih lanjut, Yahya pun menyinggung bagaimana tampilan luar sering dijadikan paramater taubat seseorang.
"'Oh dia sudah berubah, waktu sebeluk Ramadhan nggak pakai jenggot, sekarang sudah ada jenggot. Celananya dulu panjang, sekarang sudah begini (berdiri lalu menangkat jubahnya hingga kakinya terlihat). Sudah bertobat dia.' Woi kawan, orang bertobat bukan (dilihat) dari jenggot. Kalau ukurannya jenggot, Yahudi duluan masuk surga karena Yahudi jenggotnya sampai di perut," tandas Yahya Waloni.
Berita Terkait
-
Apa Saja 4 Jenis Perceraian dalam Islam? Tak Cuma Cerai Talak
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Rantai Pasok Indonesia dalam Bayang Bencana Alam: Pelajaran dari Aceh dan Sumatera
-
Tak Ada Grup Neraka Hasil Drawing Piala Dunia 2026, Ini Daftarnya
-
Review Film Air Mata Mualaf: Perjalanan Iman yang Mengiris Hati
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
Terkini
-
Miris! Guru SDN di Cibinong Diduga 'Lombakan' Uang Kas Siswa untuk Cepat Pulang
-
BRI 130 Tahun, Menjaga Warisan Kerakyatan dan Melaju dalam Transformasi Digital
-
Jadwal KRL Bogor-Jakarta 15 Desember 2025: Keberangkatan Awal hingga Kereta Terakhir
-
Modal 900 Ribuan! Ini Rekomendasi Sepeda Bapak-Bapak di Bawah Rp1 Juta yang Masih Layak Pakai
-
Bukan Sopir Tetap! Ini Pengakuan Kepala SPPG Utara Soal Mobil Maut Penabrak 18 Siswa dan Guru SD