SuaraBogor.id - Pegiat media sosial Denny Siregar turut mengomentari soal pelabelan teroris kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang dikritik oleh beberapa pihak seperti Veronica Koman.
Denny Siregar yang setuju dengan keputusan pemerintah membantah argumen-argumen Veronica.
Menurut Denny, label teroris kepada suatu kelompok tidak berarti bahwa seluruh suku dari mana kelompok itu berasal dilabeli teroris juga.
Ia memberi contoh vahwa pelabelan teroris kepada JAD sama sekali tidak mengarah pada suku tertentu.
Begitupun dengan pelabelan teroris kepada KKB Papua, bukan berarti seluruh masyarakat Papua dilabeli teroris.
"Label teroris buat anggota JAD itu bukan representasi suku tertentu. JAD adalah organisasi teroris," katanya di Twitter pada Senin, 3 Mei 2021.
"Catat, organisasinya yang teroris. Label teroris kepada KKB Papua bukan representasi orang Papua. Itu organisasinya yang dilabeli. Jangan mau dibodohi Veronica Koman dkknya," lanjutnya.
Seperti diketahui, Veronica Koman melalui cuitan-cuitannya menolak pelabelan teroris kepada KKB Papua sebab keputusan itu akan menghilangkan kemungkinan resolusi damai.
Bukan hanya itu, Veronica Koman juga menilai bahwa keputusan itu akan meningkatkan kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua.
Baca Juga: Sindir Novel Baswedan, Denny Siregar Sebut Ada Kelompok Taliban
"Indonesia has just declared the West Papua National Liberation Army a terrorist organisation. Indonesia has just burnt the bridge to a peaceful resolution. Expect escalating armed conflict and human rights abuses," kata Veronica pada Kamis, 29 April 2021.
Veronica juga menilai bahwa pelabelan teroris itu akan mrembuat peng-Indonesia-an Papua semakin mustahil.
"OPM itu udah menjelma jadi ruh dan ideologi, bukan sekadar organisasi. Begini status Facebook temen-teman *sipil* Papua, juga banyak yang mulai pake gambar terakhir sebagai foto profil. Meng-Indonesia-kan Papua kini jadi makin mustahil," katanya.
Foto profil yang dimaksudkan Veronica adalah gambar bertuliskan "Saya Papua, saya OPM, saya bukan teroris, saya korban pelanggaran HAM oleh militer Indonesia."
Berita Terkait
-
Densus 88 Disebut Tangkap Terduga Teroris di Sulteng, Polda Sulteng Mengaku Enggak Tahu
-
Gibran Ditugaskan Prabowo Atasi Papua: Mampukah Redam Konflik?
-
Rocky Gerung: Gibran Lebih Baik 'Magang' di Papua Sampai 2029, Jangan Cuma Urus Skincare
-
Satgas Damai Cartenz Ungkap Tiga Sumber Senjata dan Amunisi OPM, Salah Satunya dari Aparat!
-
Gibran Urus Papua: Misi Pembuktian Diri atau Penguatan Dinasti Jokowi?
Terpopuler
- Dirumorkan Bela Timnas Indonesia di Ronde 4, Leeds Bakal Usir Pascal Struijk
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- 10 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Harga Rp1 Jutaan, Anti Bunga Es dan Hemat Listrik
Pilihan
-
Jokowi: Saya Akan Bekerja Keras untuk PSI
-
BREAKING NEWS! Menang Telak, Kaesang Pangarep Pimpin PSI Lagi
-
Karhutla Riau Makin Meluas sampai 'Ekspor' Asap ke Malaysia
-
Singgung Jokowi, Petinggi Partai Sebut PSI Bisa Gulung Tikar, Apa Maksudnya?
-
Kongres PSI: Tiba di Solo, Bro Ron Pede Kalahkan Kaesang Pangarep
Terkini
-
Tragedi di Siang Bolong! Maling Motor di Bogor Tewas Dihajar Massa, Motor Pelaku Ikut Dibakar
-
Harga Beras Terbaru Juli 2025! Kabar Baik yang Jadi Dilema di Dapur Warga Bogor
-
Mengubah 'Monster' Sampah 2.800 Ton Jadi Listrik, Babak Baru Perang Melawan Sampah di Bogor Dimulai
-
Bukan Mobil Mewah, Momen Pamitan Kapolres Bogor AKBP Rio Naik Kijang Patroli Curi Perhatian
-
Terungkap! Ini Alasan 650 Ribu Warga Bogor 'Ogah' Bayar Pajak Kendaraan, Bukan Cuma Malas