SuaraBogor.id - Terkhusus untuk Pemerintah Kabupaten Cianjur, seorang bayi asal Kampung Simpang Tilu RT 02/RW 03, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, menderita gizi buruk, saat ini membutuhkan bantuan.
Bayi di Cianjur derita gizi buruk itu bernama Muhammad Bayu. Diketahui, dia saat ini berusia 20 bulan sangat membutuhkan bantuan dari dermawan atau Pemkab Cianjur.
Kondisi Bayu yang merupakan bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Ahmidin (39) dan Alissa (31) ini tidak sama seperti anak sebayanya. Tubuhnya terlihat sangat kurus dan memprihatinkan.
Ibu Muhammad Bayu, Alissa menjelaskan, mulanya Bayu dilahirkan secara normal layaknya bayi pada umumnya. Namun, di usia 13 bulan, Bayu sering mengalami sakit-sakitan hingga harus dibawa berobat ke puskesmas, ke Rumah Sakit Pagelaran, dan terakhir ke RSUD Cianjur hingga dirawat selama 20 hari.
Baca Juga: Bidan Cianjur Dibunuh Suami, Luka Tusukan Dari Dada Tembus Organ Dalam
“Saat itu dokter di RSUD Cianjur menyatakan bahwa Muhammad Bayu mengidap penyakit komplikasi. Di antaranya gizi buruk marasik, lambung, paru-paru, dan tipus,” ujar Alissa dilansir dari Cianjurtoday -jaringan Suara.com, Rabu (26/5/2021).
Ia mengatakan, hingga kini Bayu berusia 20 bulan tidak ada tanda-tanda kesembuhan apapun, malah setiap bulan kondisinya terus menurun.
Sang ibu pun mengungkapkan, tidak mungkin jika harus membawa lagi Muhammad Bayu berobat ke rumah sakit, karena terkendala faktor biaya.
“Usaha saya dan suami hanya tani dan serabutan, jadi tidak mungkin kalau harus dibawa lagi berobat, karena tidak ada biaya,” paparnya.
Selain itu, pihaknya mengaku, tidak memiliki kartu sehat apapun dan tidak mendapatkan bantuan sosial, PKH, BPNT, ataupun BST. Ia hanya mendapat bantuan dari desa senilai Rp300 ribu per bulan saja.
Baca Juga: Viral Bupati Cianjur Dapat Kiriman Karangan Bunga dari Pentagon
Ia pun berharap, ada dermawan yang mau membantu anaknya untuk berobat, agar Bayu bisa kembali sembuh seperti sedia kala.
“Tentu saja, kalau ada yang mau membantu, saya akan membawa Bayu berobat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjungsari, Juanda (56) menambahkan, memang benar adanya bahwa Muhammad Bayu menderita gizi buruk yang membuat tubuhnya terus mengecil.
“Pihak desa sudah pernah memberikan surat tidak mampu untuk berobat ke puskesmas dan rumah sakit. Kalau mengenai bansos, memang benar keluarga Ahmidin tidak memilikinya. Tapi kami berikan bansos dari anggaran Dana Desa (DD) tiap bulannya sebesar Rp300 ribu,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Jalur Puncak Hari Ini: Pemudik Balik Campur Wisatawan, Macet Tak Terhindarkan?
-
Kepala BGN Sebut Gizi Tak Bagus Jadi Biang Kerok Timnas Kalah, Anggota DPR: Jangan Lebai
-
Kronologi Kecelakaan Maut di Cianjur, Bus Serempet Motor Hingga Lansia Tewas
-
Ramzi Dilantik jadi Wabup Cianjur, Penampilan Anak dan Istri Disebut seperti Tertukar
-
Ramzi Dilantik Prabowo, Masih Tak Percaya Jadi Wabup Cianjur
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
Terkini
-
Atalia Praratya Ungkap Isi Hati Soal Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil
-
Neraka Macet di Puncak Bogor, Jalur Alternatif Cibalok Bikin Wisatawan Sengsara
-
Kecelakaan Maut di Bandung, Suami, Istri dan Keponakan Asal Depok Tewas di Jalur Kamojang
-
Antisipasi Letusan Freatik, Pendakian Gunung Gede Diperpanjang Penutupannya
-
Stasiun Bogor dan Alun-Alun Kota, Potret Kesemrawutan yang Tak Kunjung Usai