Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 29 Juni 2021 | 19:59 WIB
Petugas mengevakuasi jenazah pemuda, RH (20) yang ditemukan tewas tersambar kereta api di Kelurahan Kedungbadak, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, Selasa (29/6/2021). [Ist]

SuaraBogor.id - Warga Kelurahan Kedungbadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, mendadak kaget lantaran ditemukan seorang pemuda tewas tersambar kereta api Bogor, Selasa (29/6/2021).

Pemuda Bogor tewas itu diketahui berusia 20 tahun inisial RH, sebelumnya dia meminta izin kepada orang tuanya untuk kencing. Akibatnya menjadi perhatian serius dari warga sekitar.

Ayah korban Sofian (58) menjelaskan, peristiwa nahas tersebut terjadi sekira pukul 12.00 WIB. Saat itu, dirinya bersama sang anak sedang menepi di pinggir jalan untuk makan bakso sekitar lokasi kejadian.

Saat asik menyantap baso, RH pamit kepada sang ayah untuk buang air kecil. RH yang saat itu hendak buang air kecil, mencari semak-semak tak jauh dari lokasi makan baso.

Baca Juga: Kasus Suap Izin Benih Lobster, Eks Menteri KKP Edhy Prabowo Dituntut 5 Tahun Penjara

"Saya lagi makan bakso, tiba-tiba anak saya pamit mau kencing. Posisinya saya makan bakso di pinggir jalan," katanya.

Saat asik menyantap bakso, Sofian merasa penasaran karena ada kereta api yang secara tiba-tiba berhenti, diiringi dengan banyaknya kerumunan warga yang menyaksikan.

"Saya cari anak saya kok tidak ada, ternyata anak saya ada di bawah kereta. Padahal saya sudah kasih tahu untuk hati-hati," ungkapnya sambil berlinang air mata.

Warga Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor itu pun tidak kuasa menahan tangis melihat tubuh sang anak yang sudah tak bernyawa di kolong kereta.

Terpisah, Kasubsi Penerangan Masyarakat Polresta Bogor Kota Iptu Rachmat Gumilar membenarkan adanya kejadian tersebut. Jasad korban selanjutnya dibawa petugas ke Ruang Instalasi Forensik Polresta Bogor Kota.

Baca Juga: Pemuda Ini Pamit untuk Kencing di Semak-semak tapi Tak Pernah Kembali

"Iya benar, saat ini korban sudah dibawa dan dievakuasi ke RS Bhayangkara Polresta," singkatnya.

Kontributor : Regi Pranata Bangun

Load More