SuaraBogor.id - Aktivis Papua, Natalius Pigai menanggapi kaitan Menteri Sosial atau Mensos Risma yang dianggap telah melontarkan kata-kata yang tidak pantas, atau rasis.
Tidak hanya itu saja, Natalius Pigai juga turut mengomentari kaitan kasus rasis yang dilakukan dua oknum TNI AU (POM AU), yang menginjak kepala warga lokal Maumere.
Dalam cuitannya, Natalius Pigai di Twitter pribadinya, mengutuk keras aksi rasis dua oknum TNI tersebut. Ia menilai, kasus rasial di Indonesia seolah-olah tidak pernah usai.
Ia pun mengatakan bahwa kasus rasis di Indonesia tidak akan pernah selesai selama Menteri Sosial (Mensos) Risma belum dihukum usai sempat melontarkan pernyataan yang dinilai rasis terhadap Papua.
“Masalah rasis tidak akan selesai kalau Menteri Risma tidak dihukum,” cuit Natalius Pigai, disitat Suarabogor.id dari Terkini.id -jaringan Suara.com, Kamis (29/7/2021).
Baca Juga: 11 Tahun Penjara Untuk Menteri Koruptor Bansos di Tengah Pandemi, Pantas atau Tidak?
Pigai juga meminta kepada Pemerintahan Jokowi agar tak hanya menghukum anggota TNI yang rasis, tapi pejabat negara yang melakukan hal itu juga harus dihukum.
Jika pejabat yang bersangkutan tak dihukum, kata Pigai, maka menurutnya Jokowi memang sengaja memelihara rasis.
“Jangan hanya anggota TNI saja yang dihukum, tapi seorang pejabat tinggi di Republik Indonesia yang juga harus dihukum. Kecuali, Jokowi memelihara rasisme yang dilakukan sukunya,” tulis Natalius Pigai.
Sebelumnya, Natalius Pigai menanggapi pernyataan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma yang mengaku akan memindahkan ASN tak becus ke Papua.
Lewat keterangan resminya, Natalius Pigai menilai pernyataan Mensos Risma tersebut seolah-olah merendahkan Papua.
Baca Juga: Mensos Risma Ngamuk Lagi Dapat Julukan Baru: Menteri Spesialis Bikin Drama
Bahkan, menurut Pigai, kalimat Risma yang dinilai bernada rasis itu membuat sebagian masyarakat Papua marah.
Maka dari itu, Pigai menilai wajar apabila Organisasi Papua Merdeka (OPM) sangat membenci orang Jawa bahkan sangat ingin membunuh mereka.
“Harap maklum kalau orang Papua benci suku orang Jawa sampai OPM ancam bunuh orang Jawa di Papua,” ujar Natalius Pigai.
Pigai juga menilai, hingga saat ini pemerintahan Jokowi terkesan diam menghadapi fenomena kasus rasis di Indonesia.
“Sementara Jokowi selalu diam atau dia juga pendukung rasisme? Konflik di Papua itu konflik rasialisme dan itu sudah lama dipelihara kekuasaan di Jawa,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Anggaran Kementerian HAM Dipangkas Rp60 M, Menteri Pigai Pamer Gaji Pegawai Tidak Dipotong
-
Natalius Pigai Sesumbar KemenHAM Satu-satunya Tak Terpengaruh Efisiensi: Tak Satupun Lampu Kantor yang Padam
-
Setelah RI 36, Kini RI 24 Masuk Jalur Busway, Siapa Pejabat di Baliknya?
-
Seberapa Keren Kendaraan Dinasnya Sampai Menteri Natalius Pigai Pamerkan Mobil Di Media Sosial?
-
Natalius Pigai Bagikan Foto Mobil Dinas Usai Pejabat Terobos Jalur Busway, Malah Panen Kritik
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
500 Gram Sabu Diamankan, Pengedar Asal Bogor Dalam Pengejaran
-
Oknum Guru Cabuli Siswi di Cianjur, Ancam Korban Agar Diam
-
Kelakar Jokowi di HUT ke-17 Gerindra Soal Kekuatan Prabowo: Saking Kuatnya Gak Ada yang Kritik
-
Datang di HUT ke-17 Partai Gerindra, AHY Siap Dukung Prabowo di 2029
-
PKS Belum Pasti Dukung Prabowo di Pilpres 2029, Aher: Jangan Sekarang