SuaraBogor.id - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla atau JK dukung kelompok Taliban yang kini berhasil menguasai pemerintah Afghanistan.
Menanggapi Jusuf Kalla disebut dukung kelompok Taliban, Pengamat politik dari Political and Public Policy Studies (P3S) , Jerry Massie mengatakan bahwa hal itu sangat berbahaya.
Jerry menilai, pernyataan Jusuf Kalla sebenarnya sangat berbahaya terkait pernuataannya soal tidak akan ada lagi perang saudara di Afghanistan karena Kabul sudah jatuh ke tangan Taliban.
Hal itu lantaran, kata Jerry, bagaimanapun Taliban merupakan kelompok sayap kiri yang perlu diwaspadai.
Apalagi Taliban merupakan kelompok yang melakukan kudeta kekuasaan dan berusaha menggulingkan pemerinyahan Afghanistan.
“Waduh gawat, Jusuf Kalla mendukung yang mengkudeta kekuasaan dan menggulingkan pemerintah,” kata Jerry, kepada wartawan, menyadur dari Hops.id -jaringan Suara.com, Kamis (19/8/2021).
Dia juga mengimbau bahwa kejatuhan Afghanistan ke tangan Taliban hanya membuat terorisme menjadi ancaman nyata. Oleh karenanya, ia mengaku bingung dengan pernyataan JK yang mendukung adanya gerakan Taliban tersebut.
Di samping itu, padahal kemenangan kelompok Taliban juga bisa memicu kekhawatiran tumbuhnya Al Qaeda di Afghanistan.
“Para pejabat intelijen khawatir Afghanistan bisa menjadi magnet bagi para ekstremis,” ujarnya.
Baca Juga: Taliban Kuasai Afganistan, BNPT Antisipasi Adanya Penggalangan Simpatisan di Indonesia
JK seakan mendukung Taliban
Sebagaimana diketahui, Jusuf Kalla (JK) dalam tayangan wawancara di salah satu stasiun televisi baru-baru ini tampak mendukung aksi kelompok Islam Taliban mengkudeta Pemerintah Afghanistan.
Dalam wawancara yang tayang di Kompas TV tersebut, awalnya JK mengungkapkan bahwa Pemerintah Afghanistan di tahun 1996 sampai 2001 cenderung radikal dan otoriter terhadap rakyat Afghanistan.
“Pemerintah (Afghanistan) tahun 1996 sampai 2001 itu sangat keras, radikal, ototiter sehingga rakyat Afghanistan trauma akan pemerintahan itu,” ungkapnya.
Akan tetapi, kata JK, sekarang ini Taliban pastinya akan belajar dari sikap pemerintahan Afghanistan yang otoriter itu.
“Tapi sekarang saya kira Taliban juga belajar bahwa dengan cara begitu (otoriter) mereka tidak bisa mengembangkan negaranya,” kata JK.
Berita Terkait
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
10 Pekerjaan Paling Berbahaya di Dunia, di Mana Nyawa Jadi Taruhannya: Gajinya Sebanding Gak?
-
Bukan Singa atau Hiu, Ternyata Ini 5 'Pembunuh' Paling Efektif di Dunia Hewan
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
-
Viral Airlangga Hartarto Terekam Dorong Dedi Mulyadi, Biar Bisa Foto di Samping Jusuf Kalla
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Bukan Cuma Puncak! Pamijahan Tawarkan Paket Komplet Adventure dan Instagenic di Bogor
-
Detik-detik Tegang di Pasar Parung: 15 Mobil Ormas Menyerbu Kantor Pengelola, Ini Kronologinya
-
Drama Penyegelan Berakhir! KLH Cabut Sanksi, Eiger Adventure Land Puncak Hidup Lagi, Tapi Ada...
-
Detik-Detik Kades Cikuda Agus Sutisna Jadi Tersangka Korupsi: Apa Saja 5 Dosa Besarnya?
-
Kades Agus Sutisna Langsung Dicopot dari Jabatan Usai Jadi Tersangka Korupsi