Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 08 September 2021 | 13:35 WIB
Rahmat Wiguna (49) seorang seniman wayang golek yang beralih profesi menjadi pendagang ayam goreng keliling. [Suarabogor.id/Fauzi Noviandi]

SuaraBogor.id - Rahmat Wiguna (49) seorang seniman wayang golek asal Kampung Tipar, Desa Naringgul, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur terpaksa harus alih profesi menjadi seorang pedagang ayam goreng keliling karena terdampak pandemi Covid-19.

Pria asli kelahiran Cianjur tersebut telah belajar wayang goleng semenjak tahun 1980an lalu dari orang tuanya.

Sudah hampir selama 24 tahun lalu, wayang golek pun menjadi mata pencaharian utamanya untuk menafkahi istri dan anak - anaknya, Rabu (8/9/2021).

"Sudah belajar wayang golek semenjak saya masih remaja, dan mulai menjadi dalang sebagai mata pencarian utama saya mulai pada 1997 tahun lalu," kisah Rahmat.

Baca Juga: Ketahui 7 Penyakit yang Disebabkan Mutasi Genetik Pada Tubuh Manusia

Namun semenjak pandemi Covid-19 dan pemerintah berbagai cara dalam penanganannya, seperti memberlakukan Pembasatan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Akibatnya Rahmat yang berprofesi sebagai dalang wayang golek, dan tidak bisa menggelar pagelaran seni wayang golek akibatnya ia kehilangan mata pencahariannya.

"Karena tidak boleh ada kerumanan, otomatis beberapa warga yang meminta saya untuk berpentas seni wayang golek pun tidak di izinkan dan terpaksa harus dibatalkan," katanya.

Rahmat yang memiliki lima orang anak pun dimasa pandemi Covid-19 harus banting stir menjadi seorang penjual ayam goreng crispy disekitar kampungnya.

Ia mengatakan, semenjak pandemi dan dilarang pemerintah untuk tidak berkerumun, akibatnya saya tidak bisa melakukan pentas wayang golek. Untuk menafkahi keluarga sehari - hari saya terpaksa harus berjualan ayam goreng.

Baca Juga: Mobilitas Dibatasi, Kecelakaan Lalu Lintas di Amerika Serikat Malah Meningkat

"Apa boleh buat dari pada saya sama anak istri saya engak makan dan kelaparan, akhirnya saya memutuskan untuk berjulan ayam goreng keliling disekitar kampung," katanya.

Rahmat mengisahkan, dirinya sudah berjulan ayam goreng hampir selama dua tahun terakhir. Dan bisa mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 40 ribu per hari.

"Kalau saat masih melakukan pentas seni, bisa mendapatkan uang sebesar Rp 200 ribu untuk satu kali pentas, dan jika dalam satu bulan bisa pentas lima kali bisa mencapai Rp 1 juta," ucapnya.

Rahmat berharap, pemerintah bisa segera menangani pandemi Covid-19, agar pagelaran pentas seni wayang golek dan bisa kembali memfkahi keluarga.

"Kami mohon kepada pemerintah kabupaten Cianjur Karena sekarang Cianjur sudah masuk kriteria PPKM level 2, Semoga ada pelonggaran untuk para seniman kesenian baik wayang Golek dan jaipong untuk bisa mengelar kembali kesenian dihajatan," ucapnya.

Kontributor : Fauzi Noviandi

Load More