Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Jum'at, 10 September 2021 | 13:41 WIB
Ombak menggerus tanggul penahan abrasi darurat yang dipasang oleh warga. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

SuaraBogor.id - Bagi masyarakat yang tinggal di perairan Selatan atau laut selatan Jawa Barat untuk waspada. Sebab, BMKG memprediksi adanya gelombang tinggi 3-4 meter bisa terjadi.

Gelombang tinggi yang diprediksi terjadi itu dikarenakan terbentuknya dua siklon tropis di wilayah belahan bumi utara pada 7 September 2021 pukul 19.00 Wib, yaitu Siklon Tropis Chantu dan Conson yang secara bersamaan terbentuk di sekitar wilayah perairan Filipina.

Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, Siklon Tropis Chantu terbentuk di sekitar Samudra Pasifik Timur Filipina dan Siklon Tropis Conson terbentuk di sekitar kepulauan Filipina.

Kedua siklon tropis tersebut dapat menyebabkan potensi dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Jawa Barat, yaitu meningkatnya angin di perairan selatan Jawa Barat dengan kecepatan maksimum 56 kilometer per jam.

Baca Juga: Sandiaga Uno Akan Gali Potensi dan Kembangkan Ekonomi Kreatif Bandung Barat

“Berdasarkan data tinggi gelombang di wilayah perairan Selatan Jawa Barat, diketahui bahwa potensi tinggi gelombang pada 9 September 2021 mencapai ketinggian antara 3,0 – 4,0 meter dan berlaku hingga tanggal 10 September 2021 pukul 07:00 WIB. Sedangkan prakiraan tinggi gelombang perairan Selatan Jawa Barat untuk tanggal 10 September 2021, berpotensi mencapai ketinggian antara 3,5 – 5,0 meter,” ujar dia kepada wartawan, mengutip dari Cianjurtoday -jaringan Suara.com, Jumat (10/9/2021).

Ia menjelaskan, potensi ketinggian gelombang maksimum dapat mencapai 6,0 meter, yang berlaku mulai 9 September hingga 10 September 2021 pukul 07:00 WIB. Namun kondisi ril di lapangan, ketinggian gelombang bisa berpotensi lebih tinggi dari prakiraan model dan pantauan data satelit.

Gelombang tinggi di wilayah Perairan Selatan Jawa Barat disebabkan oleh angin kencang hingga 30 knot atau 56 kilometer per jam yang merupakan pengaruh dari pertumbuhan TC Chantu dan Conson di wilayah Filipina.

“Berdasarkan Skala Beaufort, angin sekencang itu dapat menyebabkan gelombang laut tinggi (gale). Angin kencang yang melanda wilayah perairan selatan Jawa Barat juga disebabkan oleh karena menguatnya kembali Monsoon Australia pada tiga hari terakhir. Selain itu, angin kencang juga disebabkan oleh aktivitas gelombang equatorial Rossby yang terpantau aktif mulai tanggal 6 September 2021 dan diperkirakan akan berakhir pada pertengahan dasarian II September 2021,” bebernya.

Selain itu, Budi mengungkapkan kombinasi aktivitas TC, angin monsoon Australia, dan aktivitas gelombang equatorial Rossby menjadi penyebab utama angin kencang dan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat.

Baca Juga: DLH Kabupaten Bekasi Angkut 50 Ton Sampah yang Banjiri Kali Busa

“Fenomena angin kencang ini tidak saja dirasakan oleh wilayah pesisir selatan Jawa Barat, namun juga oleh masyarakat di wilayah Bandung Raya atau wilayah daratan Jawa Barat. Pada tanggal 6-8 September, di BMKG Bandung, kecepatan angin maksimum terpantau antara 21-26 kilometer per jam yang melebihi kecepatan rata-rata, yaitu 16 kilometer per jam,” paparnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir selatan Jawa Barat untuk selalu waspada dan berhati-hati karena potensi gelombang tinggi masih mungkin terhadi hingga pertengahan dasarian II September.

“Selain itu, perlu diwaspadai juga kejadian seperti abrasi dan kerusakan infrastruktur pantai lainnya yang disebabkan oleh gelombang tinggi dan angin kencang. Selalu memperhatikan himbauan dan informasi terkait bencana yang dikeluarkan oleh sumber-sumber yang valid dan dari otoritas yang berwenang, seperti BMKG, BPBD, Basarnas dan otoritas berwenang lainnya,” tutupnya.

Load More