Misalnya saja, jualan 1 kg gula, maka benar-benar akan menimbang dan menakarnya sebanyak 1 kg. Tidak kurang dan juga tidak lebih.
Bukan hanya itu saja, akan tetapi kejujuran dari Uswatun Hasanah kita ini, bisa kita lihat ketika Rasul mengatakan kualitas benda.
Apabila barang tersebut mempunyai kualitas bagus, maka Rasul akan mengatakan bagus.
Akan tetapi sebaliknya, apabila kualitas benda tersebut memang tidak bagus, maka juga akan mengatakan tidak bagus. Oleh sebab itu juga, Nabi Muhammad SAW dijuluki sebagai Al Amin.
Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, “Kelak pada hari kiamat, para pedagang akan dibangkitkan sebagai penjahat, kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah berbuat baik serta berperilaku jujur”.
Sikap jujur ini sudah seharusnya kita contoh untuk mendapatkan keberkahan ketika berdagang.
Menjual Barang dengan Kualitas Baik
Kemudian, cara berdagang Rasulullah SAW yang bisa kita amalkan adalah menjual barang yang mempunyai kualitas bagus.
Ketika berdagang, Nabi Muhammad SAW, tidak pernah mau menjual barang yang mempunyai kualitas kaleng-kaleng. Sudah pasti, Rasul bakalan menjual barang berkualitas baik supaya tidak merugikan konsumen.
Baca Juga: Waktu yang Tepat Berdoa di Hari Jumat, Insya Allah Dikabulkan, Jam Berapa?
Bukan hanya itu saja, akan tetapi nabi juga berharap pembelinya mendapatkan barang yang sepadan dengan harga sudah mereka bayarkan. Jadi, produk yang Rasul jajakan, selalu mempunyai kualitas Wahid.
Seperti halnya penjelasan dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengarkan Rasulullah SAW berkata, “Seorang muslim itu merupakan saudara bagi muslim yang lainnya. Untuk itu, tidak halal bagi seorang muslim dalam menjual barang yang terdapat catat kepada temannya, kecuali yang sudah ia jelaskan.”
Contohnya saja begini, apabila Anda itu menjual barang tangan dua, maka alangkah lebih baiknya, Anda menjelaskan kepada calon pembeli mengenai detail dari barang tersebut. Katakan dengan sejujurnya dan jangan mengada-ngada.
Mengambil Keuntungan yang Sewajarnya
Setiap pedagang, artinya selalu mendambakan keuntungan. Tidak ada yang mau rugi pastinya.
Nah, masalahnya adalah banyak penjual yang menginginkan untuk mendapatkan keuntungan besar. Padahal, cara berdagang Rasulullah SAW itu mengambil keuntungan wajarnya saja.
Berita Terkait
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Viral Yai Mim Ngaku Wali Allah dan Sebut Orang Jawa Keturunan Rasulullah
-
Guru yang Menjadi Cermin: Keteladanan yang Membangun Karakter Siswa
-
Habib Umar bin Hafidz Cucu Nabi Muhammad dari Garis Keturunan Siapa?
-
Sindir DPR RI, Kiky Saputri Bikin Saingan Tepuk Sakinah Jadi Tepuk Amanah
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Tragedi di Tengah Sawah Bogor: 2 Remaja Tewas Seketika Disambar Petir Saat Berteduh
-
Sepeda Harga 2 Jutaan Terbaik November 2025: Rekomendasi Jagoan Lipat dan MTB untuk Pemula
-
Waduh! Banyak Kasus Mandek di Kejari Kabupaten Bogor, Ini Kata Denny Achmad
-
8 Fakta Kriminalitas Digital Berujung Maut: Kenalan di Facebook, Remaja AN Dibunuh Sadis di Bogor
-
Terbongkar! Ternyata Ini Alasan Sebenarnya Tiga Pemuda Habisi Nyawa AN yang Dikenal dari Facebook