Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Kamis, 30 September 2021 | 19:44 WIB
Pelaku Sejarah di Depok Baba Haji Entong Sueb [Suarabogor.id/Immawan]

SuaraBogor.id - Baba Haji Entong Sueb secara tegas menolak keberadaan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dia pun mendukung penuh upaya pemerintah menumpas anggota PKI di setiap lapisan masyarakat.

Menurut Baba, pemberontakan PKI pada 30 September sangat tidak bisa dimaafkan.

Tidak hanya karena mereka menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan agama, namun PKI juga membantai 7 jenderal demi merebut paksa kursi pemerintahan.

Baca Juga: MT Haryono Sosok Jenderal Sederhana, Gugur usai Ditembak di Rumahnya

“Saya Anti PKI. Mereka jahat karena jelas-jelas merusak persatuan Indonesia,” ungkap Baba pada SuaraBogor.id, Kamis (30/9/2021).

Sebelumnya, beredar narasi yang menuding Baba sebagai pro-PKI.

Narasi tersebut didasarkan pada pernyataan Baba pada terkait kebiasaan PKI membagi-bagi sembako pada masyarakat Depok di masa sebelum G30SPKI.

Padahal, Baba hanya menceritakan fakta sejarah sebagaimana yang Ia lihat dulu.

“Dia kan Parpol, ya itu cara dia (PKI) untuk menarik simpati masyarakat yang kondisinya sedang susah pasca kemerdekaan,” ucapnya.

Baca Juga: 12 Tahun Gempa Sumbar, Wali Kota Padang Ingatkan Soal Waspada Bencana

Baba pun mengecam PKI karena pemberontakan yang mereka lakukan pada peristiwa G30SPKI berdampak menyengsarakan masyarakat masa itu.

“Setelah peristiwa G30SPKI itu kan bahan pokok pada langka. Kondisi yang sudah susah makin susah,” imbuhnya.

Karena peristiwa G30SPKI, terjadi kelangkaan bahan pokok seperti beras dan minyak goreng. Kelangkaan ini kemudian menimbulkan kelaparan di mana-mana.

“Kita sampai makan nasi campur jagung di tahun 1966 sampai 1967. Terus di 70an nya, makan bulgur. Bulgur tu pakan kuda,” ungkap Baba.

Dia mengaku, hanya menceritakan sejarah Depok sejauh yang terlihat olehnya. Karena itu, bukan tidak mungkin banyak peristiwa lain yang terjadi luput dari ceritanya.

“Yang saya ceritakan ya yang saya lihat di kampung sini dan sekitarnya,” pungkas Baba.

Kontributor : Immawan Zulkarnain

Load More