SuaraBogor.id - Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto mengatakan, Hari Santri Nasional yang tepat pada 22 Oktober 2021 harus dijadikan sebagai momentum untuk menjaga nilai luhur pendidikan.
Menurut dia, santri adalah simbol manusia Indonesia yang gigih menuntut ilmu, berakhlak mulia, dan berjiwa nasionalisme.
"Saya berpendapat nilai-nilai kebaikan yang ada pada santri bisa ditularkan kepada murid di lembaga pendidikan reguler kita," ujar Rudy Susmanto, Kamis (21/10).
Rudy berharap sektor pendidikan reguler meniru cara yang ditempuh pondok pesantren dalam menumbuhkan nasionalisme kepada siswa.
Pendidikan karakter yang diajarkan kyai kepada santri bukan hanya berorientasi pada akhlak individual dan akhlak sosial, tapi juga akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Pendidikan karakter menjadi hal yang lebih utama dibanding pengajaran ilmu pengetahuan. Karena itu peranan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi yang pintar dan berkarakter juga cinta kepada tanah airnya," kata Rudy Susmanto, Kamis (21/10).
Rudy mengingatkan, hari santri yang diperingati setiap 22 Oktober, syarat dengan nilai-nilai patriotisme. Resolusi jihad yang merupakan produk musyawarah kalangan kyai melatarbelakangi perlawanan 10 Nopember 1945 di Surabaya yang peristiwa tersebut diabadikan menjadi Hari Pahlawan Nasional.
"Nilai-nilai kesantrian bahwa membela negara wajib hukumnya bagi tiap-tiap warga negara semakin relevan hari ini," katanya.
Rudy juga mengingatkan, tokoh pendidikan nasional kita mewarisi hubungan interaksi guru murid dalam semboyan 'ing ngarso sung tulodo, ing madyo Mbangun Karso, Tutwuri Handayani. Memberikan teladan, meningkatkan kemampuan, dan menghadirkan motivasi.
Baca Juga: 20 Kata-Kata Hari Santri 2021, Cocok untuk Caption di Media Sosial
Untuk itu, ia meminta agar inovasi di sektor pendidikan tidak hanya soal mengupgrade aspek material, seperti merehab gedung dan pengadaan peralatan komputer. Tetapi, yang tidak kalah penting adalah membawa nilai-nilai luhur yang diajarkan para pendahulu bangsa sesuai dalam konteks kekinian.
"Siswa harus dikenalkan sejarah bangsanya, karena melalui sejarah suatu bangsa akan sadar secara sempurna tentang dirinya sendiri," tandasnya.
Berita Terkait
-
Pendidikan Erika Carlina, Selebgram Doyan Party Berujung Hamil di Luar Nikah
-
MK Tolak Syarat Minimal S1 Bagi Capres-Cawapres, HNW: Tetap Harus Ada Rambu-rambu Syarat Pendidikan
-
Bupati Bogor Hidupkan Lagi Jumat Keliling: Tak Cuma Urus Masjid, Rumah Warga Ikut Dibedah
-
Gadget di Sekolah: Ancaman atau Alat Bantu Belajar?
-
Skandal Korupsi Chromebook : Google Penuhi Panggilan Penyidik
Terpopuler
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Dirumorkan Bela Timnas Indonesia di Ronde 4, Leeds Bakal Usir Pascal Struijk
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- 10 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Harga Rp1 Jutaan, Anti Bunga Es dan Hemat Listrik
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Menang Telak, Kaesang Pangarep Pimpin PSI Lagi
-
Karhutla Riau Makin Meluas sampai 'Ekspor' Asap ke Malaysia
-
Singgung Jokowi, Petinggi Partai Sebut PSI Bisa Gulung Tikar, Apa Maksudnya?
-
Kongres PSI: Tiba di Solo, Bro Ron Pede Kalahkan Kaesang Pangarep
-
Profil dan Agama Erika Carlina, Seleb Dijuluki Ratu Pesta yang Ngaku Hamil di Luar Nikah
Terkini
-
Harga Beras Terbaru Juli 2025! Kabar Baik yang Jadi Dilema di Dapur Warga Bogor
-
Mengubah 'Monster' Sampah 2.800 Ton Jadi Listrik, Babak Baru Perang Melawan Sampah di Bogor Dimulai
-
Bukan Mobil Mewah, Momen Pamitan Kapolres Bogor AKBP Rio Naik Kijang Patroli Curi Perhatian
-
Terungkap! Ini Alasan 650 Ribu Warga Bogor 'Ogah' Bayar Pajak Kendaraan, Bukan Cuma Malas
-
Waspada! Kram Setiap Hari Bukan Sekadar Lelah Biasa, Bisa Jadi Alarm 5 Kondisi Ini