SuaraBogor.id - Masyarakat dan budayawan serta para pemuda menolak dengan keras adanya wisata malam GLOW di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.
Menanggapi keresahan publik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bakal melakukan kajian ilmiah yang akan dilakukan mengenai dampak adanya wisata malam GLOW terhadap flora dan fauna yang ada di Kebun Raya Bogor.
Plt Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor BRIN, Sukma Surya Kusumah mengatakan, penelitian tersebut akan dilakukan BRIN beserta sejumlah pihak lintas bidang Organisasi Riset (OR) termasuk peneliti yang berasal dari IPB University.
Riset tersebut dilakukan untuk melihat adakah dampak yang ditimbulkan dari keberadaan wisata malam Glow terhadap keberlangsungan flora dan fauna yang ada di Kebun Raya Bogor.
Setidaknya ada tiga riset yang akan dilakukan pihaknya untuk melihat perubahan karakteristik hewan dan tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bogor.
Pertama, riset tersebut akan mendalami mengenai topik permodelan spasial dampak cahaya malam buatan terhadap kesehatan tumbuhan menggunakan alat Unmanned Aerial Vehicle.
Dimana penelitian tersebut mengidentifikasi area dan tumbuhan yang terpapar cahaya malam buatan yang ada di GLOW, baik dari dalam maupun luar kawasan Kebun Raya Bogor.
Rencananya penelitian tersebut akan dilakukan selama satu tahun mulai Januari 2022 hingga Desember 2022, yang akan menyasar pada sekitar 300 pohon yang ada di Kebun Raya Bogor sebagai sampel penelitian.
Kedua, penelitian untuk menganalisis pengaruh cahaya malam buatan pada fungsi-fungsi ekofisiologi beberapa jenis tumbuhan tropis Kebun Raya Bogor.
Baca Juga: BRIN Dorong 80 Persen Anggaran Riset dari Swasta
Ketiga, para peneliti juga akan mengkaji pengaruh dampak cahaya malam buatan pada fungsi-fungsi ekofisiologi beberapa jenis tumbuhan tropis. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui spektrum (panjang gelombang) dampak cahaya malam buatan terhadap tanaman. Minimal untuk mengetahui dampak cahaya terhadap fungsi-fungsi ekofisiologi tumbuhan tropis.
"Parameter yang akan diamati dalam penelitian tersebut antara lain panjang daun, luas daun, ketebalan daun, warna daun, kerapatan stomata, konduktansi stomata, klorofil total, laju fotosintesis, laju respirasi, senyawa metabolit sekunder, dan ekspresi gen. Ini semua akan kami amati lewat tipe cahaya, intensitas, dan durasi," katanya.
Berita Terkait
-
DPR Desak BRIN Ubah Pendekatan Penanganan Bencana: Fokus Riset, Mitigasi, dan Pendidikan
-
Siap Produksi Massal, BRIN dan PTDI Tunggu Pesanan Pesawat N219 dari Pemerintah
-
BRIN Siap Kembangkan Pesawat Amfibi dan Perkuat Alutsista Nasional Sesuai Arahan Presiden
-
Rencana Redenominasi, BRIN Siap Turun Tangan Riset dan Beri Masukan
-
Proyek Ambisius Lintas Negara: BRIN Gandeng Oxford Telusuri DNA Rafflesia
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
4 Spot Wisata Hidden Gem di Cibungbulang Bogor, Surganya Curug dan Durian Murah
-
Jangan Cuma Cari Cuan! Mitra Makan Bergizi Gratis Disentil Wajib Bantu Sekolah Bocor hingga WC
-
Drama Penculikan Anak di Bogor Cuma Akal-akalan Bisnis, Begini Endingnya
-
Modal Rp1 Jutaan Untuk Bapak-bapak, 5 Rekomendasi Sepeda Murah Tapi Gak Murahan buat Gowes Santai
-
Ini 3 Hidden Gem Wisata Parung Panjang Bogor yang Cocok Buat Healing Akhir Tahun