SuaraBogor.id - Habib Bahar bin Smith kembali dipolisikan dengan nomor LP/B/6354/XII/2021/SPKT/Polda pada 17 Desember lalu. Kombes Pol Endra Zulpan saat dihubungi wartawan membenarkan bahwa Habib Bahar bin Smith dilaporkan oleh seorang pelajar atau mahasiswa berinisial TN.
"Habib Bahar Smith dilaporkan atas dugaan tindak pidana menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian dan atau permusuhan antar-individu atau kelompok berdasarkan SARA," kata Zulpan.
Sejauh ini, Polisi mengaku masih terus mendalami laporan terhadap Habib Bahar dan tak lama lagi akan meminta keterangan dari pihak pelapor.
Meskipun begitu, polisi belum menjelaskan secara detail apa yang membuat Habib Bahar kembali dilaporkan.
Namun yang pasti, kata dia, bahasa yang digunakan Habib Bahar dalam pernyataannya dinilai pelapor sangat berbahaya. "Bahasanya bahaya, bisa menimbulkan permusuhan," katanya.
Sebelumnya diketahui bahwa Habib Bahar kembali bikin heboh usai videonya viral. Salah satunya, Habib Bahar mempertanyakan dedikasi orang nomor satu di TNI Angkatan Darat itu sewaktu terjadi erupsi Gunung Semeru.
Dia menilai Jenderal Dudung tidak turut serta membantu masyarakat yang terdampak bencana erupsi Semeru.
"Mana yang kemarin nurunin balihonya Habib Rizieq? Mana Jenderal baliho mana yang kemarin nurunin baliho Habib Rizieq? Yang kemarin ngomong bubarkan saja FPI, mana kok nggak keliatan di Semeru? Mana!!! Dudung, Dudung…," ujar Habib Bahar dalam sebuah video.
Habib Bahar terlihat tampak kesal dan tidak terima dengan pendapat Jenderal Dudung yang menjadikan OPM sebagai saudara. Alasannya, kepada FPI Jenderal Dudung dinilai begitu garang dan galak.
"Giliran sama ormas Islam galak. Sama OPM yang jelas-jelas teroris, separatis ‘itu saudara kita’, ‘mereka saudara kita, harus kita rangkul’. Eh kemarin Mahfud MD langsung ngomong depan dia, ‘OPM bukan saudara kita," kata Habib Bahar.
Berita Terkait
-
Ujaran Kebencian Selama Pilkada Serentak Lebih Banyak Dibandingkan Saat Pilpres, Ada Faktor Kesengajaan?
-
Hasil Penelitian Universitas Monash Australia: Pilkada Aceh Paling Banyak Ujaran Kebencian, Sumbar Terendah
-
Membedah Batasan Antara Kebebasan Berpendapat dan Ujaran Kebencian
-
Antara Koalisi Dan Patriarki di Pilkada NTB, Ujaran Kebencian Bermunculan Sudutkan Perempuan
-
Guru Gembul Lulusan Mana?, Konten Kreator yang Ramai Kritik Nasab Ba'alawi
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
-
Hore! Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10% Sepanjang Libur Nataru
-
Broto Wijayanto, Inspirator di Balik Inklusivitas Komunitas Bawayang
-
Bye-Bye Jari Bertinta! 5 Tips Cepat Bersihkan Jari Setelah Nyoblos
-
MIND ID Siap Guyur Investasi Rp267 Triliun Hingga 2029
Terkini
-
Hasil Quick Count LSI Pilbup Bogor: Paslon Rudy-Jaro 73,45%, Bayu-Kang Mus 26,55%
-
Baru Masuk Suara 2 Persen, Atang-Annida Unggul di Quick Count Charta Politika
-
Sempat Viral di MK, Jaro Ade Kembali Targetkan Kemenangan 100 Persen di Cileuksa
-
Bahasa Isyarat yang Ditunjukkan CS BRI Saat Layani Nasabah Disabilitas Hasilkan Respons Positif Publik
-
Momen Cawabup 01, Ade Ruhandi Sungkem ke Ibu Tercinta Sebelum Mencoblos