SuaraBogor.id - Sosok Habib Zen Assegaf alias Habib Kribo tengah mendapatkan perhatian dari publik luas. Sebabnya, ia sering menyampaikan ceramah-ceramah yang menimbulkan polemik di masyarakat karena gaya bicaranya yang 'ceplas-ceplos.
Banyak yang penasaran dengan latar belakang dan pekerjaan sosok satu ini. Sisi lain dari Habib Kribo pun diungkap akun Twitter @BakarSmith.
Akun itu menyebut, dibalik perawakan dan gaya bicaranya yang cukup intimidatif, Zen Assegaf memiliki hati yang baik.
"Di balik gaya bicara kasar dan penampilan garangnya ketika bicara tentang intoleransi depan kamera, ada desir kelembutan hati dan belur derita besar yang mengiringi setiap detak jantungnya," tulisnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Bogor Siang Ini, Warga Siapkan Jas Hujan dan Payung
Bakar Smith pun menceritakan pengalaman masa lalunya, dan keterlibatan Habib Kribo yang banyak membantunya pada masa itu. Ia pun mengaku tidak dapat membalas semua kebaikan itu.
"Zen Assegaf adalah satu dari beberapa yang amat berjasa kepada saya sejak pulang ke Tanah Air dan punya saham dalam kehidupan saya sejak menginjakkan kaki di Cililitan Kecil sekitar 20 tahun silam. Saya takkan mampu menebus kedermawanan pria yang dikenal pemberani ini," tambahnya.
Tak ketinggalan, ia juga mengungkapkan masa lalu sang penceramah kontroversial tersebut. Ternyata, dahulu Zen Assegaf pernah menjadi akuntan dan cukup sukses. Zen juga membuka pintu rumahnya untuk orang-orang yang ingin bertamu.
"Saat menjalani profesi akuntan di beberapa perusahaan asing dan sukses dalam karir di usia muda, rumahnya menjadi hotel bintang 5 gratis bagi siapapun dari luar Jakarta yang singgah dan bermalam bahkan tak jarang menjadi tamu lebih dari sebulan tanpa perubahan dalam kualitas pelayanan dan kehangatan," cuitnya melalui akun @BakarSmith.
Diungkapkan pula, sifat Habib Kribo yang kerap menentang ekstrimisme ternyata berlangsung sejak dahulu, bahkan sebelum maraknya pengunaan media sosial. Ketika media sosial mulai masuk, Zen Assegaf pun masih melakukan kebiasaannya itu.
Baca Juga: Tiga Proyek Bernilai Miliaran Rupiah Molor, Dinas PUTR Cianjur: Ada Denda Admistrasi
"Usai pulang kerja Zen menghadap khusuk monitor PC dan langsung aktif menentang ekstremisme di miling list google. Ketika FB masuk Indonesia dia langsung aktif memposting pandangan tentang toleransi dan moderasi," tulisnya melanjutkan.
Namun, kekayaan yang dimiliki Zen lenyap ketika memasuki era krisis moneter. Alhasil, sang penceramah itu pun banyak menjual aset-asetnya.
"Karena terbiasa berderma, Zen tak pernah mengeluhkan keadaan meski perlahan tapi pasti situasi finansialnya tak juga membaik sementara kebutuhan hidup, termasuk membiayai studi tiga puteranya juga beberapa anggota keluarganya." kata Bakar Smith.
"Namun ternyata episode ujian belum berakhir. Sisa setengah rumahpun dilepasnya demi memenuhi janjinya memberikan pendidikan berkualitas kpd tiga puteranya. Zen resmi miskin," tambahnya.
Berita Terkait
-
Turis Jepang Kapok Berkunjung ke Kota Bogor Gegara Pengamen Marah-marah di Angkot
-
Ajak Masyarakat datang ke TPS 27 November, Habib Nabil Bicara Nasib Masa Depan Bogor
-
Gara-gara Ikut Kampanye, ASN Pemkab Bogor Dilaporkan Bawaslu ke BKN RI
-
Hari Terakhir Kampanye, Rudy-Jaro Ade Gelar Sembako Murah di Sirkuit Sentul
-
Pas Band Guncang Sirkuit Sentul saat Kampanye Akbar Rudy Susmanto
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
-
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Balikpapan: Bukan Masa yang Tenang