SuaraBogor.id - Wali Kota Bogor Bima Arya bandingkan wisata alam Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan dengan eloknya alam di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
Bima Arya meminta agar titik-titik yang menjadi andalan wisata itu mulai untuk direalisasikan secara perlahan sesuai dengan komunikasi yang sebelumnya disampaikan, seperti saung-saung kecil, tempat istirahat, spot foto dan yang lain.
Ia berkomitmen mengalokasikan anggaran yang perlu dan memungkinkan untuk wisata edukasi pertanian itu.
“Sehingga nanti ke depan menjadi salah satu destinasi yang lebih dikenal, banyak yang datang dan ujung-ujungnya warga mendapatkan berkah," kata Bima Arya saat panen padi di lokasi wisata sawah Mulyaharja.
Mulyaharja disebut Bima Arya sebagai surga yang tersisa di Kota Bogor terus didorong untuk melengkapi fasilitas wisata agar ekonomi warga juga segera ikut berkembang.
Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) itu rutin mengikuti tradisi panen padi yang disebut 'Mipit Amit Ngala Menta Panen Pare'.
Lahan persawahan yang kali ini dipanen seluas 2 hektar dengan volume padi sebanyak 7 ton per hektar varietas IR 32.
Bima ingin potensi wisata alam yang ditawarkan Kota Bogor di tengah hiruk pikuk kota, bisa menarik wisatawan bagaikan 'surga yang tersisa'.
Tak kalah dengan Ubud di Bali, menurutnya sawah di Mulyaharja menjadi destinasi yang unik di tengah kota.
Ketika memanen padi verietas IR 32, Wali Kota Bogor itu menitipkan sejumlah pesan kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan aparatur wilayah Bogor Selatan yang mendampingi.
DKKP diminta agar berkolaborasi dengan semua pihak terkait dalam membantu warga yang memanfaatkan lahan yang ada, salah satunya mengaplikasikan pupuk organik untuk lebih mendukung potensi yang ada, seperti Kelompok Wanita Tani (KWT), Kelompok Tani Dewasa (KTD) dan lainnya agar lebih dikuatkan melalui kolaborasi.
Pihak kecamatan Bogor Selatan yang ditunjuk menjadi penampung komunikasi atau Bima sebut sebagai 'dirigen', agar jika ada kebutuhan dan sentuhan fisik yang diperlukan dalam pengembangan tempat wisata itu bisa langsung berkoordinasi dengan dinas terkait.
Lahan pertanian di Kota Bogor bukan saja hanya dijaga, bahkan diharapkan bisa ditambah lagi mana yang bisa jadi lahan persawahan.
"Jadi jangan sampai berkurang, kalau bisa bertambah," katanya. [Antara]
Berita Terkait
-
Video Mesum Viral Sejoli di Lapangan Renon Bali Tersebar dari CCTV Polda Bali, Penyebar Kini Diburu
-
Sering Terjadi Kemacetan, Tim Penataan Bogor Barat Bakal Kaji Pembangunan Jalan Tol
-
Keren! Dengan Medical Tourism, Liburan Di Bali Bisa Sambil Obati Gangguan Mata
-
Daftar Daerah PPKM Level 4 di Jawa-Bali, Pembatasan Diperpanjang hingga 28 Februari 2022 Mendatang
-
Polisi Selidiki Sebab Kasus Dugaan Bunuh Diri Profesor di Universitas Udayana Bali
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Momen Langka di CFD: Duet Tak Terduga Rudy Susmanto dan Ade Yasin Bikin Heboh Warga Bogor
-
CFD Cibinong Uji Coba Terakhir! Rudy Susmanto Bongkar Skema Berbeda
-
Warga Harap Bebas Kendaraan, Bupati Siap Gelar Rapat Finalisasi CFD Cibinong: Kapan Tutup Total?
-
CFD Cibinong Bakal Permanen Setiap Minggu? Bupati Rudy Puas dan Beberkan Konsep Istirahat Alam
-
Proyek Vital Bogor Mandek Total Akibat 'Sengkarut' Kebijakan Dedi Mulyadi dan Material Langka