Cerita Marc Klok Soal Pengalaman Mengerikan Saat Main di Papua dan Lagu Kebangsaan Belanda

SuaraBogor.id - Pemain naturalisasi timnas, Marc Klok memiliki pengalaman tersendiri saat pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia. Kepada salah satu media Belanda, Het Parool, pemain Persib itu ceritakan salah satu momen saat ia main di Papua.

Marc Klok mengatakan bahwa saat itu masih membela PSM. Laga tandang pertamanya ke Papua. "Di tengh Hutan," tulis Het Parool seperti dikutip Suara Bogor, Kamis (16/6/2022).

Klok mengatakan bahwa saat itu salah satu rekannya di PSM memberikan peringatan kepadanya.

"Ia berkata, "Jika kamu selamat dari pertandingan ini, kamu akan selamat di Indonesia," Saya hanya berpikir saat itu, memang kita akan bertanding di mana?" ucap Klok.

Baca Juga: Aksi Marc Klok Bersama Timnas Indonesia Jadi Sorotan Media Asing: Dia Petualang Sejati

Setelah penerbangan selama 4 jam, Klok akhirnya beralih ke pesawat baling-baling. Di momen ini kata Klok dirinya cukup ketakutan.

"Saya tidak berpikir kami bisa menyeberang dengan benda itu. Akhirnya setelah empat belas jam perjalanan kami tiba di sebuah hotel tanpa internet, lewat jendela saya melihat orang-orang dengan parang besar," ungkapnya.

Dilanjutkan oleh Klok bahwa saat itu kondisi lapangan juga sangat tidak bagusn dan ia mengaku sangat khawatir.

"Kami bermain di lapangan dengan batu ada di mana-mana dan rumput sampai ke betis. Hanya satu sisi yang menjadi tribun. Saya tidak berani melakukan sliding tackle selama pertandingan," kenang Klok.

Meski merasakan pengalaman kurang baik saat pertama main di Indonesia, Klok mengaku senang dan bahagia bisa dinaturalisasi.

Baca Juga: Begini Perasaan Marc Klok saat Lihat Bobotoh Bisa Kembali Dukung Persib dari Tribun Penonton

Bahkan Klok mengatakan dirinya saat harus menyanyikan Lagu Indonesia Raya, dilakukan dengan sepenuh hati. Klok bahkan menyebut bahwa ia tidak pernah hafal lagu kebangsaan Belanda, Wilhelmus.

"Tidak masalah (bernyanyi lagu Indonesia Raya). Aku sudah tahu itu dan menyanyikannya dengan hati. Tidak seperti lagi Wilhelmus, aku tidak tahu apa-apa tentang itu,"