SuaraBogor.id - Jalan Nasional Sukabumi-Bogor kerap disergap kemacetan. Penyebabnya, mulai dari tingginya volume arus kendaraan yang melintas hingga bubaran buruh pabrik yang ada di sepanjang jalan tersebut.
Pada hari Minggu (17/7/2022) kemarin misalnya, banyak pengendara yang terjebak kemacetan di jalan tersebut hingga lima jam.
Merespon hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar menyatakan kemacetan ini merupakan konsekuensi Sukabumi menjadi daerah perkotaan yang sebenarnya.
“Ini memperlihatkan bahwa Sukabumi itu harus memiliki kesiapan,” ujar Hera, Selasa (19/7/2022).
Menurut dia saat inijalan tol belum sampai ke wilayah Sukabumi, namun banyak masyarakat luar daerah yang tertarik berkunjung setiap akhir pekan. Apalagi ketika tol sudah sampai ke Sukabumi.
“Bayangkan kalau jalan tolnya sudah jadi, ketertarikan orang-orang luar daerah untuk ke Sukabumi atau orang Sukabumi yang pulang pergi ke Jakarta akan makin banyak di tiap weekend,“ ujar Hera.
Menurut dia, Polisi dan Dishub sudah maksimal melakukan tugasnya untuk mengurai kemacetan. Dengan demikian, pemerintah perlu membenahi infrastruktur yang ada, misalnya memperbaiki jalan yang rusak.
“Yang bahu-bahu jalan itu dibenahi, diperbaiki, sehingga mereka bisa empat jalur, tiga jalur misalnya,”ujarnya.
Menurut dia, dalam hal memperbaiki jalan rusak jangan berpikir mengenai kewenangan pusat atau daerah sebab yang terdampak bukan masyarakat Sukabumi tapi masyarakat luar daerah.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Sukabumi Merangkak Naik, Polisi Lakukan Ini
Selain itu, Hera juga meminta tukang parkir liar untuk diberikan pembinaan agar tertib dalam memarkir kendaraan.
“Minimal dari pemerintah ataupun kepolisian memberikan bimbingan bagaimana cara memarkirkan,” jelasnya.
Jam bubaran Pabrik juga menjadi salah satu biang kemacetan, kata Hera. Sehingga ia meminta pemerintah melalui Disnakertrans melakukan intervensi agar jam pulang pegawai pabrik tidak berbarengan, khususnya di Jumat dan Sabtu.
Dalam hal ini, Disnakertrans harus berkoordinasi dengan Dishub. “Bagaimana jam pulangnya [buruh] jangan berbarengan, misalnya pertama jam 2, yang kedua jam 3, ketiga jam 4,” tuturnya.
“Intinya solusi yang saya sampaikan ini belum tentu juga benar, mungkin juga sudah dilakukan. Saya pikir kalau kita melaksanakan salah pun kita sudah melaksanakan, tapi kalau tidak ya tidak akan jadi solusi,” ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
-
Viral Petugas Damkar Padamkan Api Pakai Daster di Sukabumi, Ini 5 Fakta Mengejutkan!
-
Raya Bocah Meninggal Penuh Cacing Viral, Rumah dan Lingkungan Disorot
-
Kapan Ada Long Weekend Lagi di 2025? Cek Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama
-
Viral Anak Meninggal di Sukabumi Bukan karena Cacingan! Menkes Ungkap Fakta Mengejutkan di Baliknya
-
Tragedi Cacingan Sukabumi: Menko PMK Akui SOP Lemah di Balik Kematian Balita Raya
Terpopuler
- Kata-kata Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saat Ini Kan Saya...
- Kata-kata Ivar Jenner Usai Tak Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Persib Bandung Siap Hadapi PSIM, Bojan Hodak: Persiapan Kami Bagus
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Hasil Super League: 10 Pemain Persija Jakarta Tahan Malut United 1-1 di JIS
-
7 Rekomendasi HP 2 Jutaan dengan Spesifikasi Premium Pilihan Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
Manfaatkan Promo NIKE untuk Upgrade Aktivitas Olahragamu
-
Korban Pencurian Syok, Uang Rp50 Juta Barang Bukti di Kejaksaan Tak Bisa Diambil
-
Bogor Kuatkan Pendidikan Karakter, Gerakan Seribu Kata Positif Masuk Sistem Pembelajaran
-
80 Tahun Kemerdekaan: Refleksi dan Proyeksi untuk Indonesia yang Lebih Sejahtera
-
DPRD Kota Bogor Tuntaskan Pembahasan KUA-PPAS 2026 di Tingkat Komisi