Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 31 Agustus 2022 | 19:19 WIB
ILUSTRASI angkutan kota atau angkot. [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraBogor.id - Sejumlah sopir angkot (angkutan kota) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengancam akan menggelar aksi mogok jika Pemerintah Pusat menaikan harga Pertalite.

Seorang sopir angkot lintas 03 bernama Agung Juniawan (32) mengaku sangat keberatan dengan rencana pemerintah yang akan menaikan harga BBM bersubsidi.

"Saya pribadi sebagai masyarakat kecil tentu sangat keberatan, sekarang aja penumpang dengan tarif Rp 3 ribu sepi, adanya isu kenaikan BBM aja sekarang sudah sepi," katanya pada SuaraBogor.id, Rabu (31/8/2022).

Dalam satu putaran, kata dia, dirinya hanya bisa membawa sebanyak tiga hingga delapan orang penumpang. Bahkan dalam satu kali putaran tidak memuat satu orang pun penumpang.

Baca Juga: Rencana Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Dinilai Tidak Tepat karena Harga Minyak Mentah Turun Tajam

"Dengan tarif sebesar Rp 3 ribu, saya bisa membawa pulang uang Rp 50 ribu per hari, itu pun kalau penumpang lagi banyak," ucapnya.

Agung mengatakan, apabila pemerintah memutuskan menaikan harga BBM, seluruh supir angkot di Cianjur akan melakukan aksi mogok atau tidak beroperasi.

"Kalau demo di sini (Cianjur) tidak akan ditanggapi, paling rencana teman-teman supir angkot bakal mogok kerja, tapi itu juga apabila pemerintah jadi menaikan harga BBM," katanya.

Hal serupa diungkapkan Suryadi (55) angkot lintas 02 mengungkapkan, dalam satu hari dirinya bisa membawa empat orang penumpang dalam satu kali putaran.

"Sekarang kalau dalam satu putaran hanya mebawa tiga orang penumpang, dengan tarif Rp 3 ribu aja belum cukup buat isi bensin, gimana nanti kalau harganya naik," katanya.

Baca Juga: Sebelum Harga Naik, Warga Palembang Berburu Pertalite Dan Solar di SPBU

Dirinya mengaku, dirinya bersama sejumlah supir angkot lainnya bakal melakukan aksi mogok kerja apabila pemerintah jadi menaikan harga BBM.

Sekedar untuk diketahu, Harga BBM jenis Pertalite dikabarkan akan naik dari seharga Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter. Sedangkan harga BBM jenis Solar menjadi semula Rp 5.150 ribu per liter jadi Rp 7.200 per liter.

Kontributor : Fauzi Noviandi

Load More