Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Minggu, 02 Oktober 2022 | 10:50 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni. (Dok: DPR)

SuaraBogor.id - Anggota DPR RI Ahmad Sahroni turut memberikan sorotan terkait tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia, yakni ratusa suporter tewas di Stadion Kanjuruhan Malang, usai laga Persebaya Surabaya vs Arema FC.

Ahmad Sahroni yang merupakan politisi Partai NasDem ini menyoroti video viral adanya aksi dugaan oknum polisi melakukan tembakan gas air mata ke penonton di tribun.

"Turut berduka cita yg dalam bagi semua sodara kita yg telah gugur td malam, semoga Amal ibadahnya di terima Allah SWT. Sedih banget Liat keadaan td malam.. kenapa melakukan cara jtu ??? kenapa ??. Siapapun yg bertindak di Lapangan harus di periksa .. harus segera di COPOT... Siapapun," tulis pada akun instagram pribadinya @ahmadsahroni88, dikutip Suarabogor.id, Minggu (2/10/2022).

Informasi yang beredar bahwa, para suporter membabi buta adanya tembakan gas air mata yang diduga dilakukan oknum polisi ke tribun suporter Arema FC.

Baca Juga: Derby Jatim Berujung Duka Cita, Gas Air Mata jadi Pemicu Kematian Ratusan Suporter Arema FC

Namun, hingga saat ini belum dipastikan kebenaran yang menyebabkan ratusan orang tewas.

Gas air mata ditembakkan ke arah suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Mengutip dari Antara, Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Nico.

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Baca Juga: Terdampak Tragedi Kanjuruhan, Laga Persib vs Persija Ditunda, Tiket Gimana?

Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.

Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.

Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10). Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

Load More