Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 06 Oktober 2022 | 11:51 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan paparannya dalam acara Farewell Event Gubernur DKI Jakarta di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Terlebih setelah diresmikannya Mekanisme Dialog dan Kerja Sama Tingkat Tinggi pada Juni 2021, yang melakukan sinkronisasi dalam tiga aspek penting, yaitu aspek politik hukum dan HAM (hak asasi manusia), dan ekonomi, serta mekanisme pertukaran pelajar serta budaya," katanya.

Dengan adanya Mekanisme Dialog Kerja Sama Tingkat Tinggi tersebut, Puan berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan China terus terjalin dan meningkat.

"Semoga peresmian ini dapat memperkuat hubungan bilateral antar kedua negara, tidak hanya dalam ketiga bidang tersebut tapi juga dalam setiap aspek kerja sama antara Indonesia dan RRC," ujarnya.

Sementara itu di lain pihak, Gubernur Jawa Barat mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk berhati-hati terhadap sikap China atau Tiongkok, terutama soal pasokan nikel.

Baca Juga: Bukan Sembarng Moge, Bobber Rancangan Ridwan Kamil Ini Tak Perlu Antre di SPBU

Ia menyebut China selama ini membeli pasokan nikel dari Indonesia. Namun, kabar yang diterimanya, China kembali menjual pasokan nikelnya ke Tesla Inc, sebuah perusahaan kendaraan listrik milik orang terkaya di dunia, Elon Musk.

Seperti diketahui, Tesla Inc membeli pasokan bahan baku nikel untuk kebutuhan baterai kendaraan listriknya.

“Kita harus hati-hati dengan Tiongkok, dia ambil nikel dari Sulawesi sebagian untuk ke kita sebagian ke Tiongkok. Tesla saya dengar malah beli dari Tiongkok, nikelnya dari kita. Jadi rada gimana menurut saya kurang etis,” ujar Ridwan Kamil yang merupakan Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (Adpmet) dikutip dari Jabarnews.com--jejaring Suara.com.

Di kesempatan tersebut, Ridwan Kamil juga menyoroti banyaknya proyek smelter nikel dari investor China di Morowali, Sulawesi. Sebagian besar perusahaan tersebut bergerak dalam bidang pembuatan bahan baku baterai.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu pun meminta pemerintah menggenjot ekosistem industri baterai kendaraan listrik di tanah air.

Baca Juga: Mengenal Sosok Amir Machmud, Jenderal Asal Cimahi di Balik Terbitnya Supersemar

Seperti diketahui, Tesla telah menandatangani kontrak senilai sekitar US$5 miliar atau setara Rp 74,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.901 per dolar AS) untuk membeli bahan baterai dari perusahaan pengolahan nikel China di Sulawesi.

Load More