SuaraBogor.id - Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan membenarkan adanya tiga orang anak Kabupaten Bogor yang meninggal dunia akibat kasus gagal ginjal akut.
Iwan Setiawan menyebut, anak meninggal dunia karena ginjal akut itu tentu menjadi atensi khusus bagi Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Bogor dan masyarakat.
Menurutnya, masyarakat dan tenaga kesehatan harus lebih hati-hati dalam memberikan obat kepada anak agar tidak lagi ada kejadian serupa di Kabupaten Bogor.
"Apa yang memang direkomendasikan atau diarahkan dari kementerian jalankan. Ikutin dari pemerintah pusat karena di kabupaten Bogor sudah ada (yang positif)," kata Iwan, belum lama ini.
Iwan berujar, pemerintah Kabupaten Bogor tidak hanya memberikan informasi terkait larangan obat sirup untuk anak, tapi juga, Pemkab Bogor harus turun ke lapangan untuk memberikan edukasi langsung kepada posyandu.
"Obat-obat sirup yang mengakibatkan gagal ginjal kan bahaya. Ini harus ada literasi kepada masyarakat jangan bentar-bentar anak panas langsung di kasih obat sirup. Literasi ini penting, menyampaikan jangan terlalu panik, kasih edukasi," kata Iwan.
Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Adang Mulyana, menyebutkan bahwa data kematian anak akibat gagal ginjal akut itu diperoleh dari Kementerian Kesehatan RI.
"Jadi karena ada AKI, semua kematian ginjal itu diliat lagi kebelakang laporannya, ada lah orang Bogor tiga, di daerah lain juga sama dilakukan pendataan," kata Adang Mulyana.
Kata dia, tiga anak yang meninggal dunia itu berasal dari wilayah Kecamatan Citeureup, Gunungputri, dan Jonggol.
Baca Juga: 5 Manfaat Sukun untuk Kesehatan, dari Jantung, Tulang hingga Diabetes
Untuk dua kasus di bulan Agustus, kata Adang Mulyana berusia 19 bulan dan 18 bulan, sedangkan untuk kasus di bulan oktober berusia delapan tahun.
"Kalau yang dua itu kasus lama di bulan agustus, kemudian satu lagi meninggal di bulan oktober," ungkapnya.
Kontributor: Egi Abdul Mugni
Tag
Berita Terkait
-
5 Manfaat Sukun untuk Kesehatan, dari Jantung, Tulang hingga Diabetes
-
Manfaat Herbal! Tak Ada Madu, Kunyit Pun Bisa Buat Redakan Demam
-
Ini Manfaat Singkong Bagi Balita yang Penting Diketahui
-
3 Dampak Negatif Matahari yang Penting Kalian Perhatikan
-
RI Terima Donasi 200 Obat Penawar Gagal Ginjal Akut dari Jepang, Menkes Berikan Gratis dan Tersedia di 14 Rumah Sakit Rujukan Ini
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Puncak Membara! Warga Korban PHK Siap Gugat Presiden, Janji Menteri Hanif Faisol Cuma Angin Surga?
-
Mengapa Truk Box Itu Gagal Menanjak? Misteri Penyebab Rem Blong di Tanjakan Ciampea Renggut Nyawa
-
Bentrok Kepentingan Tanah Desa vs Utang BLBI, Mendes Yandri Desak Keputusan Berani Pemerintah
-
Membongkar Strategi CIMB Niaga Bogor: Bukan Hanya Pinjaman, Tapi Garansi Bisnis Berkelanjutan
-
Lelang Tanah 800 Hektare Akibat 'Dosa Masa Lalu': Dua Desa Kuno di Bogor Jadi Tumbal Skandal BLBI