SuaraBogor.id - Bakal Calon Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan baru-baru ini berbicara soal meneruskan program Presiden Jokowi.
Hal itu diungkapkan Anies Baswedan saat menghadiri acara halal bihalal kader PKS Kota Bogor, Jawa Barat di GOR Pajajaran, Minggu.
Anies Baswedan menyebut Pemilu bukan soal meneruskan program pemerintahan Presiden Jokowi dan sebelumnya, tetapi melempangkan jalan menuju tujuan Republik Indonesia.
"Alhamdulillah perjalanan kita sudah panjang dan tadi sudah digarisbawahi, bahwa perjalanan bangsa ini dimulai dengan membentuk sebuah negara, bernama negara Republik Indonesia. Tahunnya 1945, sejak tahun 1945 sebagai negara kita ingin meraih sebuah cita-cita. Saya biasa istilahkan, janji kemerdekaan," katanya, mengutip dari Antara.
Anies mengemukakan, janji kemerdekaan itu melindungi, menyejahterakan, mencerdaskan dan menjadikan Indonesia bagian dari negara-negara di dunia.
"Jadi kemerdekaan kita, sebagai negara, dalam perjalanannya setiap lima tahun sekali, mengevaluasi rute perjalanan," ujarnya.
Menurut Anies, setiap lima tahun sekali, seperti kalau sebuah pengembaraan di hutan, ada titik berangkat dan titik ujung setiap jalan 2 kilometer berhenti untuk melihat kompas, memastikan masih di jalan yang sesuai dengan tujuan.
"Kalau kurang geser sedikit, ambil rutenya kemudian diluruskan," kata Anies.
"Jadi kalau ada Pemilu, ini bukan soal meneruskan yang kemarin. Pemilu adalah melempangkan jalan menuju tujuan republik ini. Jadi, tidak usah khawatir. Kenapa? Karena memang tujuannya bukan soal menengok lima atau sepuluh tahun terakhir. Tujuannya adalah kita setiap lima tahunan berhenti sejenak menentukan arah, menentukan siapa yang siap memimpin regu ini lagi dalam lima tahun ke depan," ungkap Anies.
Anies mencontohkan pengembaraan, jadi sekarang sedang kader PKS usahakan bersama-sama, adalah yang sudah menjadi nama partai itu. Ia berharap kalimat keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia bukan hanya sekedar dibacakan dalam upacara-upacara tetapi dilaksanakan dalam keseharian program pemerintah.
Kalau setiap upacara sudah diucapkan semua masyarakat, tapi dalam pelaksanaan, belum tentu kebijakan- kebijakan yang dibuat menempatkan keadilan sosial sebagai unsur utama untuk dilaksanakan.
"Jadi artinya di semua aspek. Di semua aspek perubahannya bukan menghentikan, bukan soal meneruskan, perubahannya soal memasukkan unsur keadilan dalam setiap kebijakan yang dibuat. Maka kita berharap dengan cara seperti itu, ada keberlanjutan, tapi juga ada perubahan. Ada keberlanjutan dan perubahan, karena tidak mungkin hanya berlanjut saja, tidak mungkin hanya perubahan saja, tapi unsur keadilan," demikian Anies Baswedan. [Antara]
Berita Terkait
-
Sosok Ini Gemas dengan Alasan PDIP Pertemukan AHY dan Puan: Bilang Demi Menggagalkan Anies Aja Susah Amat!
-
Anies Baswedan Jadi Presiden, Program Jokowi Dihilangkan? Anggota Koalisi Beri Jawaban Mengejutkan!
-
CEK FAKTA: Maruf Amin dan Yenny Wahid Pimpin Warga Nahdiyin Restui Mahfud MD Jadi Cawapres Anies Baswedan
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Setelah 204 Hari, KPK Pastikan Panggil Ridwan Kamil Kasus Korupsi Bank BJB
-
5 Poin Kritis di Balik Keputusan Berani Dedi Mulyadi Tutup Tambang di Bogor
-
'Perang' Dedi Mulyadi Lawan Raksasa Tambang di Bogor: Korban Jiwa dan Infrastruktur Harga Mati
-
Perintah Keras Dedi Mulyadi: Bersihkan Got, Masa Depan Paris Van Java di Ujung Sumbatan Drainase
-
Tutup Tambang di Bogor, Dedi Mulyadi Tantang Balik: Kenapa Dulu 115 Orang Meninggal Tak Ada Demo?