SuaraBogor.id - Beredar di media sosial, tentang perkembangan kota Depok di masa depan. Dalam design yang ada di media sosial, Kota Depok digambarkan maju semakin pesat, dengan gedung perkantoran yang menjulang, dan akses jalan yang semakin maju.
Namun hal tersebut ditanggapi Pakar Tata Ruang Universitas Trisakti, Yayat Supriatna. Menurutnya Depok dulunya adalah wilayah yang berbasis pedesaan yang mendadak menjadi kota. Sehingga menurutnya struktur jalan yang ada di Kota Depok kurang mendukung pertumbuhan kota.
Yayat menjelaskan dalam konteks ditingkat lingkungan permukiman Kota Depok memiliki jalan yang pendek. Selain itu, jalan-jalan pedesaan tidak dibesarkan secara maksimal, sehingga mudah macet, sangat sempit, banyak belokan-belokan.
"jalan-jalan pedesaan tidak dibesarkan secara maksimal, sehingga mudah macet, sangat sempit, banyak belokan. Jadi di Kota Depok karakteristik jalannya pedesaan yang sekarang menjadi wajah perkotaan, nah ujungnya yaitu tadi pelayanan publik transportnya ngga maksimal," kata Yayat saat dihubungi Suarabogor.id, Kamis (2/11/2023).
Jika jalannya tidak dibesarkan secara maksimal, ujungnya semua orang menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu, Kota Depok itu tumbuh kembangnya digerakan oleh perumnas, nah itu yang menyebabkan lingkup ruang kota berdasarkan lingkup perumahan.
Sehingga yang paling diandalkan lingkup jalan itu hanya di Margonda, Sawangan, dan jalan Raya Jakarta Bogor. Belum lagi Kota Depok itu tidak memiliki jalan lingkar untuk membangun satu konektivitas tanpa orang harus terjebak masuk ke dalam kawasan inti kota.
"Sehingga untuk akses keluarnya ya harus muter-muter situ-situ lagi," tukas Yayat.
Sementara, saat ini sudah ada jalan tol. Nah jalan tol itu seharusnya membantu untuk memutus mata rantai sistem jaringan jalan yang mungkin akan botle neck seperti jalan Margonda.
Makanya dengan adanya jalan tol itu yang dari Kukusan, kemudian jalan yang arah Jagorawi, itu memang akan terurai tapi bentangnya lebih jauh dan sedikit lebih mahal untuk biaya perjalanan.
Baca Juga: Hendak Pergi ke Pasar, Wanita di Depok Terkena Tembakan Senapan Angin hingga Pipi Bolong
"Tapi berapa besar orang Depok yang memanfaatkan jalan tol untuk keluar dari kesulitannya. Jadi kalau orang Depok tidak bisa memanfaatkannya paling hanya 5 persen orang Depok yang keluar dari masalah setiap hari karena kemampuan punya uang, sementara ngga semua orang Depok punya mobil," tukas Yayat.
Sehingga menurutnya solusinya, pertama memang harus ada upaya untuk memperbaiki sistem layanan publiknya. Artinya di Kota Depok harus membangun finder yang terintegrasi dengan layanan angkutan umum seperti KRL.
"Tapi KRL pun saya kira sudah sangat jenuh lah ya untuk wilayah Depok. Satu hal lagi ya menurut saya agar tidak terjadi kemacetan itu, Depok itu harus ada redistribusi fungsi. Misalnya contoh, orang ke Margonda itu kemana sih? Ada ngga sih rumah sakit disitu, ada ngga sih sekolah di situ," ujar Yayat
Sehingga bisa tidak semua rumah sakit yang bagus, sekolah yang bagus itu disebar ke semua pusat-pusat pertumbuhan yang ada di Depok. Sehingga orang tidak lagi mau apa-apa harus ke Margonda.
"Misalnya ke Sawangan atau daerah lain di Kota Depok. Jadi pola perjalanan itu tidak terlalu jauh," tukas Yayat.
Kemudian, untuk mengembangkan kota Depok, bisa tidak Kota Depok menjadi pusat ekonomi baru, tidak harus ke Jakarta.
"Tapi susahkan, Depok kan pemukiman untuk melayani Jakarta. Jadi orang Depok untuk melayani, kerja utamanya ke Jakarta. Dulukan Depok dikonsep seperti kota asrama. Dia datang, makan, tidur, dan kerja lagi ke Jakarta, sama seperti Bekasi," papar Yayat.
Namun, jika Depok ingin menjadi Kota Metropolitan, Yayat mengatakan, metropolitan yang seperti apa? Kota metropolitan yang mandiri, atau setengah hati.
"Kalau kota metropolitan yang mandiri seperti Jakarta yang ngga akan cukup. Kalau duitnya banyak, bisa bangun, bisa bangun MRT bangun LRT karena uangnya cukup," tukas Yayat.
Kontributor: Rubiakto
Berita Terkait
Terpopuler
- Dirumorkan Bela Timnas Indonesia di Ronde 4, Leeds Bakal Usir Pascal Struijk
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- 10 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Harga Rp1 Jutaan, Anti Bunga Es dan Hemat Listrik
Pilihan
-
12 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Kode Keras! Thijs Dallinga: Saya Tahu Situasi Timnas Sekarang
-
3 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 128 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Kisah Pangeran Arab "Sleeping Prince" Meninggal Dunia Usai 20 Tahun Koma
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Tragedi di Siang Bolong! Maling Motor di Bogor Tewas Dihajar Massa, Motor Pelaku Ikut Dibakar
-
Harga Beras Terbaru Juli 2025! Kabar Baik yang Jadi Dilema di Dapur Warga Bogor
-
Mengubah 'Monster' Sampah 2.800 Ton Jadi Listrik, Babak Baru Perang Melawan Sampah di Bogor Dimulai
-
Bukan Mobil Mewah, Momen Pamitan Kapolres Bogor AKBP Rio Naik Kijang Patroli Curi Perhatian
-
Terungkap! Ini Alasan 650 Ribu Warga Bogor 'Ogah' Bayar Pajak Kendaraan, Bukan Cuma Malas