SuaraBogor.id - Keluarga korban dugaan malpraktik di Puskesmas Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mulai menemukan titik terang dan harapan besar.
Untuk diketahui, dugaan malpraktik di Puskesmas Sindangbarang tersebut menyebabkan bocah 10 tahun bernama Dafa Algifari Nugraha meninggal dunia.
Harapan baru bagi keluarga korban saat ini yakni hasil toksikologi dari Puslabfor Bareskrim Polri kaitan kasus tersebut sudah diterima Polres Cianjur.
Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan, hasil toksikologi akan dibaca dan disinkronkan dengan pernyataan dari saksi ahli dari beberapa keilmuan seperti kesehatan, anak, forensik, dan ahli pidana.
Baca Juga: Emak-emak Cianjur Bakar Kios Obat Terlarang yang Masih Nekat Berjualan Usai Disegel Polisi
"Ahli forensik dari RSUD Kramat Jati, Jakarta Timur, juga ahli lain, termasuk dari universitas untuk pembanding agar hasilnya objektif, dan melakukan pemeriksaan beberapa ahli forensik untuk dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP)," katanya, dikutip Senin (1/7/2024).
Sambil menunggu proses tersebut, pihaknya sedang berkirim surat kepada Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) karena sesuai dengan ketentuan untuk pembuktian dugaan malapraktik oleh tenaga medis maupun dokter harus ada rekomendasi dari MKDKI.
Resume dari para ahli, kata dia, akan dikirimkan ke MKDKI untuk bahan rekomendasi, serta menunggu rekomendasi setelah 14 hari kerja. Dalam hal ini, pihaknya akan menentukan ada atau tidaknya unsur tindak pidana atau pelanggaran Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki).
"Prosesnya paling lama 3 pekan, kami pastikan kalau terjadi malapraktik akan diungkap kasus ini," kata AKP Tono.
Sebelumnya, Polres Cianjur memanggil saksi dari keluarga pasien dan puskesmas terkait dengan laporan dugaan malapraktik yang menimpa warga Kecamatan Sindangbarang atas nama Daffa Algifari Nugraha (10) hingga meninggal dunia setelah mendapat perawatan di Puskesmas Sindangbarang.
Baca Juga: MK Putuskan PUSS di 4 TPS Desa Mentengsari Cianjur, Ini Hasilnya
Polisi sudah menindaklanjuti laporan dugaan malapraktik yang dilaporkan orang tua korban Syarifah Lawati (44) ke Polres Cianjur dengan memanggil tujuh orang saksi dari keluarga pasien meninggal ataupun pihak puskesmas. [Antara].
Berita Terkait
-
Cerita Atiqah Hasiholan Jadi Ibu-Ibu Gila Bollywoood di Film Melukis Harapan di Langit India
-
Ulasan Novel Negeri di Ujung Tanduk: Perjuangan Melawan Ketidakadilan
-
Ngadu soal Jalan Rusak hingga Minim Puskesmas, Legislator Minta Pemprov Satset Urus Keluhan Warga Jaktim
-
5 Fakta Film Melukis Harapan di Langit India, Ada Raffi Ahmad yang Kini Jadi Pejabat
-
Modus Iming-iming Kerja di Pemkab, Adik Bupati Cianjur Telak-telak Tipu Korban Rp500 Juta
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Pemkab Bogor Jadi Panggung Kejurnas Kungfu Tradisional, Lahirkan Juara Masa Depan!
-
Pemkab Bogor Borong Penghargaan di Hari Pangan Sedunia
-
Program Samisade Dijadikan Alat Politik, Pemkab Bogor Tegas Lakukan Hal Ini
-
Profesor Luluk: Wisata Pekarangan Atang, Potensi Baru Ekonomi Indonesia
-
Reformasi Birokrasi di Bogor, Atang-Annida Dorong ASN Profesional