SuaraBogor.id - Pendaki yang melakukan pendakian di Gunung Gede Pangrango diimbau waspada, lantaran cuaca saat ini dinilai bahaya.
Berdasarkan informasi dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, kondisi kawasan alun-alun Suryakancana membeku akibat suhu udara yang menurun tajam terutama pagi hari.
Sehingga pendaki harus berhati-hati dan mengenakan perlengkapan sesuai standar agar tidak mengalami hipotermia.
Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) Deni, mengatakan suhu udara mengalami penurunan sejak beberapa terakhir, bahkan hal yang sama dapat dirasakan di kawasan pintu masuk pendakian Cibodas dan Gunung Putri.
Baca Juga: Batuk dan Sakit Tenggorokan Hantui Jemaah Haji Asal Bogor di Mina Akibat Cuaca Panas Menyengat
"Suhu di kawasan Alun-alu Suryakancana sempat dilaporkan sampai 0 derajat saat pagi hari, penurunan suhu terjadi lebih dingin dibandingkan biasanya, untuk pastinya kami masih menunggu laporan petugas," katanya.
Seiring penurunan suhu tersebut, pihaknya meminta pendaki untuk ekstra hati-hati dalam melakukan aktivitas pendakian, patuhi aturan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku serta mematuhi anjuran petugas di pintu masuk pendakian.
Setiap pendaki diminta untuk mempersiapkan diri dengan matang termasuk kesehatan fisik, teknis dan perlengkapan yang dibutuhkan dipastikan sesuai standar keselamatan agar terhindar dari hipotermia karena suhu dingin.
"Kami juga menempatkan petugas di sepanjang jalur pendakian hingga Alun-alun Suryakancana, guna memastikan pendakian masih dapat dilakukan serta mengimbau pendaki menggunakan peralatan terutama pakaian yang dapat menghangatkan tubuh," katanya.
Sementara membekunya kawasan Alun-alun Surakancana Gunung Gede, sempat dibagikan sejumlah pendaki di akun media sosialnya seperti yang disiarkan pendaki asal Bogor Muhammad Fikri, dimana saat pagi dan malam hari tenda yang ditempatinya diselimuti es.
Bahkan saat pagi hari, ungkap dia, rerumputan di kawasan tersebut dipenuhi embun yang membeku akibat suhu udara yang turun drastis sedangkan pada malam hari suhu lebih dingin sehingga dia dan sejumlah rekannya terpaksa menggunakan jaket rangkap dua.
"Biasanya tidak sedingin ini, saat malam hari lebih dingin, ketika pagi di atas tenda tertutup es termasuk di rerumputan, es tersebut baru mencair menjelang siang," katanya. [Antara].
Berita Terkait
-
Merumput di Thailand, Ronaldo Kwateh Kesulitan Adaptasi dengan Cuaca Bali?
-
Jelang Libur Nataru, BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrem di Labuan Bajo
-
Nikmati Tradisi Membuat Kimchi dan Keseruan Musim Dingin Korea dengan Promo Spesial!
-
Gaza Hadapi Bencana Musim Dingin, PBB Peringatkan Krisis Kemanusiaan Memburuk
-
Rahasia Air Es: Bukan Sekedar Dingin, Tapi Sarat Manfaat Kesehatan!
Tag
Terpopuler
- Siapa Pelat RI 26? Mobil Menteri Full Pengawalan Resahkan Warga: Berisik Banget
- Marselino Ferdinan Tinggalkan Oxford United, Pelatih: Dia Tidak akan Kembali...
- Farhat Abbas Bakal Lapor KPK, Ketakutan Denny Sumargo Terbukti
- Senyum-senyum, Reaksi Anggota TNI Dengar Pidato Gibran Tuai Sorotan: Jadi Ikut Ketawa..
- Kisruh Uang Donasi Tak Kunjung Rampung, Hotman Paris Sentil Agus Salim: Harusnya dari Awal...
Pilihan
-
Kemenhub Sediakan 38.772 Kuota Mudik Gratis Nataru 2025, Buruan Daftar
-
Kolaborasi dan Infrastruktur Jadi Fokus APT Pranoto Menyambut Nataru 2024
-
Tinggalkan Oxford United, Marselino Ferdinan Langsung Cetak Gol di Bali
-
RAPBD Tertunda, Anggota DPRD Kota Solo Terancam Tak Gajian
-
CEO XL Axiata Dian Siswarini Mendadak Mundur, Ini Alasannya
Terkini
-
KPU Kota Bogor Umumkan Hasil Pilkada, Dedie A Rachim-Jenal Mutaqin Raih 183.500 Suara
-
Dugaan Pelanggaran di TPS 09 Desa Tugu Selatan, Ini Hasil dari PSU
-
ASN Pemkab Bogor Berprestasi Dapat Apresiasi, Inovasi Jadi Kunci Sukses
-
Pesan Berakhir Maut, Pertemuan Mematikan Antara PSK dan Pelanggan di Gunung Putri
-
Terbanyak Sepanjang Sejarah Pilkada Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto Raih 1.558.193 Suara