SuaraBogor.id - Sebanyak 25 persen lulusan SMP di Jawa Barat bisa sekolah gratis di SMA swasta. Keputusan itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi mengatakan, bahwa langklah ini akan dilakukan pasalnya tiap tahun selalu ada keributan soal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) termasuk di Jabar, karena lulusan SMP tidak bisa tertampung seluruhnya di SMA pemerintah.
"Jadi kalau tiap tahun orang ribut terus soal PPDB ya wajar. Karena lulusan SMP tidak semua tertampung di SMA pemerintah," kata kang DM.
Dedi mengungkapkan berdasarkan hitungannya, tiap tahun jumlah lulusan SMP yang tidak tertampung di SMA negeri, jumlahnya sekitar 25 persen dari total lulusan.
Jumpah 25 persen itu, kata Dedi akan diarahkan ke SMA swasta, namun ke depan akan ada perjanjian dengan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) agar warga miskin di sekolah swasta juga gratis.
"Hari ini yang tidak tertampung di sekolah pemerintah itu 25 persen dari total kelulusan. Itu nanti masuk ke swasta, tapi kita mau MOU agar rakyat miskin gratis dan nama-nama gratisnya di-MoU kan," kata Dedi.
Sekolah Terintegrasi
Untuk menyikapi persoalan akses pendidikan, kata Dedi, sejak awal pemerintahannya, dirinya membuat realokasi anggaran untuk membuat ruang kelas baru dengan menaikkan anggaran pendidikan dari Rp60 miliar menjadi Rp600 miliar.
"Karena selama ini belanja kepentingan dinas pendidikan Provinsi Jawa Barat lebih banyak dihabiskan untuk IT dan alat praga. Nah di 2026 nanti ditargetkan semuanya (realokasi dengan pembangunan) selesai. Jadi sekolah negeri itu semua bangunnya dalam keadaan siap, kemudian ruang kelasnya tertata, dan satu kelas satu toilet," ujarnya.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Turun Tangan, Desain Museum Pajajaran Bogor Bakal Dirombak
Pembangunan ruang kelas baru, kata Dedi akan dilakukan di seluruh Jabar termasuk di wilayah perkotaan yang sekolah negerinya memiliki kapasitas terbatas, sedangkan lahan sebagai modal utama untuk pembangunan sekolah baru harganya sangat tinggi, termasuk yang dekat Jakarta yakni Depok, Bekasi, Bogor, Karawang
"Sehingga konsepnya kita mau bikin sekolah satu atap yaitu SD, SMP, SMA terintegrasi. Walau kewenangan berbeda bupati, wali kota dan provinsi kita bikin MOU karena tidak mungkin kalau kawasan perkotaan tanahnya sudah melambung," tuturnya.
Terintegrasinya sekolah berbagai tingkatan tersebut, kata Dedi, dilakukan dalam satu atap, yakni dengan bangunan bertingkat.
"Nanti enggak akan aneh kalau nanti ada sekolah yang sembilan lantai saya rencana begitu, baru (bisa) selesai," ucapnya.
Untuk anggaran, Dedi mengindikasikan belum memiliki rencana untuk itu, namun dirinya menilai akan selalu bisa dilakukan, dengan kunci pengelolaan yang baik.
"Akan selalu bisa, anggaran itu kan tergantung mengelola. Kalau dikelola jadi ada ya ada, jadi tidak ada ya tidak ada, tergantung kebijakan," katanya menambahkan.
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Turun Tangan, Desain Museum Pajajaran Bogor Bakal Dirombak
-
Dedi Mulyadi Larang Pungutan Sumbangan di Jalan, Berlaku 14 April 2025!
-
Didukung Dedi Mulyadi, Museum Pakuan Pajajaran 'Bumi Ageung Batutulis' Segera Hadir
-
Gubernur Jawa Barat Tinjau Lokasi Longsor di Bogor, Jalan Akan Disulap Jadi Taman Leuweung Batutulis
-
Sekda Bogor Soal Nama CDOB Usulan Dedi Mulyadi: Masyarakat yang Menentukan
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Korban Pencurian Syok, Uang Rp50 Juta Barang Bukti di Kejaksaan Tak Bisa Diambil
-
Bogor Kuatkan Pendidikan Karakter, Gerakan Seribu Kata Positif Masuk Sistem Pembelajaran
-
80 Tahun Kemerdekaan: Refleksi dan Proyeksi untuk Indonesia yang Lebih Sejahtera
-
DPRD Kota Bogor Tuntaskan Pembahasan KUA-PPAS 2026 di Tingkat Komisi
-
Sosialisasikan Raperda Ekraf, DPRD Kota Bogor Dorong Kebangkitan Industri Kreatif