KNKT: Sriwijaya Air SJ182 Tak Meledak saat Bentur dengan Air

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 bermiesin Boeing 737-500 registrasi PK-CLC.

Pebriansyah Ariefana | Novian Ardiansyah
Selasa, 12 Januari 2021 | 13:10 WIB
KNKT: Sriwijaya Air SJ182 Tak Meledak saat Bentur dengan Air
Turbin pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dipindahkan dari KRI Cucut ke Posko Terpadu JICT II, Minggu (10/1/2021) malam. [Suara.com/Novian Ardiansyah]

SuaraBogor.id - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT menyebut Sriwijaya Air SJ182 tidak meledak saat berbenturan ke air. Mesin pesawat masih menyala.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 bermiesin Boeing 737-500 registrasi PK-CLC. Sriwijaya Air jatuh di kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Dugaan itu berdasar data radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia).

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyatakan dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, kemudian pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.

Baca Juga:Menhub Instruksikan Asuransi Korban Sriwijaya Air Harus Cepat Diberikan

"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," kata Soerjanto dalam keterangan resmi KNKT, Selasa (12/1/2021).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan keterangan pers di crisis center Terminal 2D Bandara Soetta, Senin (11/1/2021). (Suara.com/Alwan)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan keterangan pers di crisis center Terminal 2D Bandara Soetta, Senin (11/1/2021). (Suara.com/Alwan)

Soerjanto menambahkan, data lapangan lain yang didapat KNKT dan KRI Rigel adalah sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300 - 400 meter.

"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," ujar Soerjanto.

Sementara itu Soerjanto juga mengungkapkan terkait upaya pencarian black box berupa flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (cvr) telah menangkap sinyal dari locator beacon.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri membopong kantong jenazah berisi bagian tubuh diduga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dari KN SAR Basudewa di dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok Jakarta Utara, Senin (11/1/2021). [ANTARA/Devi Nindy]
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri membopong kantong jenazah berisi bagian tubuh diduga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dari KN SAR Basudewa di dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok Jakarta Utara, Senin (11/1/2021). [ANTARA/Devi Nindy]

"Dari sinyal yang diperoleh sudah dilakukan pengukuran dengan triangulasi dan telah dilakukan perkiraan lokasi seluas 90 meter persegi. Sejak pagi hari tanggal 11 januari 2021, tim penyelam sudah mencari di lokasi yang sudah diperkirakan. Sampai dengan sore hari, black box belum ditemukan dan pencarian masih dilakukan," kata Soerjanto.

Baca Juga:Hitungan Menit, DVI Polri Ungkap Cara Identifikasi Pramugara Sriwijaya Air

Ia mengatakan hingga kini proses investigasi masih berlangsung dan akan melakukan beberapa kegiatan antara lain, melanjutkan pencarian blackbox, pengumpulan data pesawat, dan awak pesawat, melakukan beberapa interview dengan pihak terkait dan kegiatan lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini